Wednesday, September 3, 2014
Dinginnya Dieng, Sebuah catatan kecil Dieng Culture Fest 2014 (Part 2 of 3)
Pukul 3 dini hari saya terbangun sendiri oleh alarm alami tubuh. Disamping saya masih tertidur pulas Tyas dan Bayu. Teringat kata Mas tom untuk mempersiapkan diri menaiki bukit Pakuwojo untuk hunting sunrise, saya pun mulai melihat keadaan homestay, dan saya menemukan hanya saya sendiri yang terbangun. Khawatir semuanya tertidur, saya mencoba mengontak Mas Tom, nomor HP nya tidak aktif. Selagi saya menunggu, Bayu terbangun kemudian tertidur lagi. Sekali lagi saya mencoba menemukan mas Tom di antara yang tertidur lelap, nihil. Akhirnya saya memilih membuat secangkir kopi dan menyundut rokok sebatang. Tak lama terdengarlah suara panci dan peralaan masak lain beradu di dapur yang ternyata berasal dari Ibu pengelola home stay yang sedang menyiapkan sarapan. Sesekali saya mencoba keluar ke balkon atas, tak lama, dinginnya lantai dan udara dini hari itu yang turun hingga 3* C sudah cukup memaksa saya kembali ke dalam. Pukul 04.00 akhirnya terdengar suara azan Subuh dari berbagai arah tanda fajar sudah mulai merekah. Pupus sudah harapan untuk hunting sunrise kali ini. saya pun kemudian mempersiapkan kamera sekedar mengabadikan suasana subuh yang damai ini.
Tak lama kemudian satu per satu anggota group terbangun. Oleh mas Tom, kami diajak untuk berjalan sekeliling melihat suasana pagi ini. Kami kembali ke area sekitar digelarnya jazz di atas awan semalam, masih terlihat sisa sisa sampah yang ditinggalkan, sayang. Kami juga mendapati kristal-kristal es yang menempel pada rerumputan, terbayang sejauh mana suhu turun tengah malam tadi.
Kecuali bagi yang memang sudah terbiasa dengan suhu dingin -seperti mbak leli yang selama di Dieng hanya mengenakan celana 3/4. ckkk…,-perlengkapan seperti kupluk, kaos kaki, sarung tangan, dan jaket tebal, wajib digunakan. Puas berfoto, saya, icha, Tama, Lingga, Mbak Ine, Mbak Zae, dan Mas Seno (CMIIW, hhhaa), meneruskan berjalan kaki ke Telaga Warna. Masuk ke Telaga warna cukup dengan menunjukkan ID Card VIP. Sekali lagi kami mengabadikan syahdunya telaga warna ini dalam foto-foto.
Tak lama kami berada di telaga warna, selain karena perut yang sudah kelaparan, kami juga harus bersiap mengikuti prosesi adat pencukuran rambut gimbal yang menjadi punjak dari acara Dieng Culture Festival ini.
Tuesday, September 2, 2014
Kartu kredit = Kartu setan???
"semoga gua gak pernah terjebak punya kartu kredit"
"Kartu kredit? wah siap-siap pusing bayar utang lu.."
Jadi Kesannya kartu kredit itu akan membuat yang punya bakal terlilit hutang 11 turunan, jangan sekali-kali berurusan dengan yang namanya kartu kredit ini, lue bakal menderita sakit kepala berkepanjangan jika punya kartu kredit, dll...
Monday, September 1, 2014
Dinginnya Dieng, Sebuah catatan kecil Dieng Culture Fest 2014 (Part 1)
Dimana tempat terdingin di Indonesia? Hmm.. Awalnya saya hanya mengetahui Puncak Jaya, Papua, dengan es abadinya. Namun ternyata dari ngobrol dengan mas penjual makanan langganan, saya tahu tempat lagi yang namanya Dieng, sebuah desa yang dapat ditempuh sekitar 40 menit perjalanan dari kota Wonosobo, yang juga dijuluki Desa Di Atas Awan karena terletak di ketinggian >2000 mdpl.
Setelah browsing sana-sini ketemulah acara Dieng Culture Festival. Sebuah festival budaya tahunan yang diadakan di Dieng, dengan acara puncaknya yaitu ritual pencukuran rambut gembel. Nah, ini dia. Sebuah acara yang harus saya hadiri, setelah tahun 2013 saya melewatkan acara ini.
#DCF 5
Rangkaian acara DCF ke 5 ini dimulai dari tanggal 30-31 Agustus 2014. Jauh hari sebelum acara ini saya bergabung dengan sebuah group yang akan mengadakan trip ke Dieng ini. Sebuah group yang beranggotakan anak-anak muda yang gemar menjelajah keindahan negeri ini, dari 20 lebih anggota group ini hanya 1 yang saya kenal mariza (icha) teman kos saya, dan Lingga yang tempat tinggalnya dekat di Tambun. Inilah seninya berlibur bersama menikmati keindahan Indonesia dan menambah teman baru dari berbagai daerah.
Jumat, 29 Agustus 2014
Saya dan Icha bergegas menuju Meeting Point untuk bertemu dengan teman yang berangkat dari Stasiun Senen. Dari Stasiun Senen kami bertujuh menaiki kereta Progo kelas ekonomi seharga 50.000 menuju Meeting Point di Stasiun lempuyangan Jogjakarta. Dari Stasiun Lempuyangan inilah kami akan berangkat dengan menggunakan bus langsung menuju Dieng. Dari Stasiun Senen kereta berangkat pukul 22.30 dan tiba di Stasiun Lempuyangan pukul 06.50. Ini pertama kali saya naik kereta ekonomi AC. Dalam sebuah gerbong dengan kursi plastik dengan sandaran tegak formasi seat 2 – 3 dan berhadap-hadapan. Bersiaplah beradu lutut dengan penumpang di depan. Ya ya ya.. ada harga ada barang. Just enjoy the journey..
Sabtu, 30 Agustus 2014
Kami akhirnya bertemu dengan anggota group yang lain di Stasiun lempuyangan. Setelah berkenalan, dan sedikit mengisi perut dengan makanan hangat seadanya kami berangkat menuju Dieng sekitar pukul 8. Sepanjang perjalanan kami dihadang oleh 2 karnaval memperingati 17 agustus.. hhhaaa. Satu karnaval di Kab. Sleman, dan satu karnaval lagi di Kab. Wonosobo dekat Dieng. Perjalanan kami akhirnya molor sekitar 3 jam karena karnaval ini. Pada karnaval ke dua, banyak yang memutuskan untuk turun dari bus dan berjalan kaki menuju tempat peristirahatan pertama di Gardu Pandang, termasuk saya dan Icha. Selain karena sudah masuk daerah pegunungan sehingga udaranya sejuk (termometer yang saya bawa menunjukkan suhu 15* C), menikmati karnaval ternyata bukan ide yang buruk hahay...
Di Gardu Pandang (> 1800 mdpl) kami mengisi perut yang sudah sangat kelaparan dengan Mie Ongklok dan teh hangat. Dari Gardu Pandang kami melanjutkan perjalanan ke Desa Wisata Dieng, sampai disana guide kami (Mas Tommy) melakukan registrasi. Dengan 175 ribu, kami mendapatkan goodie bag berisi tiket VIP (dapat menyaksikan prosesi pencukuran rambut lebih dekat dan bebas masuk telaga warna), satu t-shirt, satu kain batik, satu lampion, satu jagung, satu tiket masuk kawah sikidang, dan beberapa panduan wisata.
Setelah registrasi kami langsung dibawa menuju kawah Sikidang. Suhu semakin turun hingga mencapai 10* C.
Dari Sikidang kami menuju home stay yang sudah dipesan mas Tommy. Thanks Mas Tom, the home stay is amazingly big, clean, and has easy access to the venue. Di home stay kami makan malam, dan saya mencoba mandi tanpa menggunakan air hangat. dan… hhaa saya hanya kuat mandi sebanyak 4 gayung saja… Benar-benar dingin.
Rangkaian acara malam ini adalah pertunjukan jazz di atas awan, kembang api dan pelepasan lampion. Di tengah suhu yang terus turun hingga 7* C, ratusan atau bahkan mungkin ribuan wisatawan dan warga lokal memadati area pelaksanaan acara. Tak lupa kami menuliskan harapan kami pada wish lampion ini. Tama yang ingin cepat lulus, Dirthon yang ingin kerja di Nokia, dan beragam keinginan kami tuliskan di lampion ini. Kembang api diluncurkan, lampion diterbangkan, music jazz mengiringi, sungguh indah malam ini.
Pukul 24 tepat kami kembali ke homestay, mempersiapkan diri untuk acara esok hari, mendaki bukit pakuwojo dan menikmati golden sunrise (rencananya…)
Wednesday, February 19, 2014
Suka duka bersama thunder 125 tahun 2005
Cerita tentang si Thundie…
Si thundie saya beli sekitar akhir tahun 2009. Artinya, sebelum saya beli dia udah dipelihara sama tuan pertamanya sekitar 4 tahun. Saya ingat momen pertama melihat si thundie. Saat itu, saya ditemani wahyu, berniat mencari motor bekas untuk mempermudah saya ke kantor dan kampus. Saat itu, dan terbukti hingga saat ini, pilihan paling realistis untuk memiliki motor tanpa harus menggangu pengeluaran rutin kuliah adalah dengan membeli motor bekas. Saat itu saya hanya ingin membeli motor bebek yang harganya 4 jutaan, saya pun hampir deal dengan penjualnya, sebelum akhirnya tidak sengaja melihat sebuah motor besar, berwarna merah yang berada dalam ruang tamu sang makelar. Akhirnya saya jatuh hati dengan si thundie. Jadilah dia kutebus dengan harga 7 juta pas.
Kalau mau tahu kejadian pas gw ketemu sama si thundie ini , ingat saja adengan pas si Sam Witcwiky (cmiiw) ketemu sama si bumblebee pas dia nyari mobil bekas di film Transformer, itu persis sama. Bedanya gw dapet motor, dia dapat mobil, gw merah dia kuning. Dan gw juga masih berharap bahwa thundie gw setelah diledekin sama pacar bakal ngambek dan merubah dirinya jadi Ducati. Amieeeen…
Sekarang sudah hampir 3,5 tahun dia menemaniku. Selama itu thundie ikut bersamaku berpindah kontrakan hingga 6 kali, berpindah kerja 3 kali, menanjak ke puncak, weekend ke bandung, bertahun baru di curug ciherang, dan bisa dibilang dia adalah sosok yang paling sering bersamaku sejak akhir 2009, tak terhitung jumlah kilometer yang telah kami lalui (karena sampai sekarang indikator kilometernya rusak,-p).
Dia telah menemaniku berkutat di Cikarang (kontrakan-Jababeka-Serang-kampus PU-danone), telah kupaksa berjalan jauh 5 hari seminggu ketika berkerja di Smart (Marunda-Cikarang-Bekasi), dan sekarang (Bekasi-Cibitung-Cikarang).
Jadi ini dia masalah yang kuhadapi selama 3.5 tahun bersama thundie di usianya yang sekarang hampir 8 tahun ini.
1. Masalah pertama yang kutemukan adalah ketika distarter dia bisa nyala, tapi ketika di gas dikiit dia mati (kata orang sini ngempos, cmiiw). Kalau kata orang mekanik suzukinya, itu karena jarum skep nya udah baret. Jadi nggak mulus naik turunnya, solusinya kata dia, ganti karbunya pake punya RX King. Hhhaaa aneh aja bengkel resmi suzuki suruh pake punya King. Solusi jangka pendek, kalo masalahnya datang, tinggal jalanin thundie sambil chuknya di tarik, sambil di gas tinggi, trus kembalikan chuknya ke posisi normal.
Tapi masalah ini akhirnya selesai dan tidak datang lagi setelah saya ganti tempat servis ke bengkel pinggir jalan dekat komplek. Jadi tergantung montir yang menangani kayaknya. Alhamdulillah sampe sekarang pindah-pindah bengkel lagi gak pernah kambuh penyakit ini.
2. Aki soak. Hmm,, ini masalah standar ya. Tiap motor pasti mengalami lah ya. Tapi saya salut sama aki thundie, saya pertama ganti aki dia itu tahun 2011, you see. Aki bawaanya bertahan dari 2005 sampai 2011. Tapi memang sebelumnya sudah sempat di strum ulang sakitar 2 kali sampai akhirnya kata tukang aki sudah tidak bisa diisi ulang, harus ganti.
Yang bikin duka adalah masalah ini sebenarnya, tau sendiri si thundie yang satu ini gak ada starter kakinya. Jadinya kalau aki tekor nggak bisa starter tangan, harus dimasukin ke gigi 2 atau 3, tarik kopling, dorong sampai kencang, lepas koping dan.,.. brmmmm atau cara lain standar tengah, masukin gigi 2 atau 3, putar ban belakang sekuat tenaga, dan,,, brmmmm (kalau beruntung –P)
3. Spul pengisian gosong. Ini menarik, gejalanya adalah, aki baru dipasang, gak sampai seminggu sudah tekor, diisi dan distrum ulang tetap sama, tekor juga besoknya. Ternyata penyebabnya adalah spul pengisiannya gosong, jadi tidak ada supply arus yang mengisi ulang aki. Solusinya ganti spul sekitar 230 ribuan. Masalah selesai. Dan lihat lagi spul itu baru diganti yahun 2013 ini, diusia yang ke 7 tahun thundie. Wajarkan?
4. Karet (itu bahannya karet bukan?) vakum bocor (ini juga tahun 2013 kejadiannya), kalau ini gejalanya nggak bisa jalan bener, tarik gas dikit mati. Solusinya, ganti. Kalau ori 80 ribuan kayaknya. Tapi berhubung itu hari saya service di bengkel TVS jadi sama montirnya dikasih bekasan punya TVS Cuma ngasih ke montirnya 35rb.
5. Lampu depan mati. Ini juga semua motor sama…. Tinggal ganti ini…
6. Gak ada angin gak ada petir, bensin full aki bagus, langsung mati di tengah jalan. Suaranya kayak ga ada bensin yang masuk. Pas di cek selang bensinnya, gak ada yang keluar dari kran, ;padahal posisi keran on. Penyebabnya ternyata tangki dalam keadaan vakum, karena aliran udara di tutup bensin tersumbat. Bayangin, kalo mau tuang susu kental manis dari kalengnya tapi lubangnya Cuma 1. Susah kan? Seperti itulah keadaanya. Solusi : Bersihkan tutup tangki!
7. Diceeingin / diledekin Ari sama Pudin. Hhhe bodo ah, motor gue ini.. –p.
8. Tachimeter gak jalan, ini gara-gara sok tau jalan. Baru lewat jalan Setu, posisi kencang, trus bruk, ptek, masuk lubang, ga jatuh emang, Cuma abis itu tachimeter gak jalan. Ga butuh amat ini, amat juga ga butuh ini.
9. Sukanya adalah saya ga pusing mikirin cicilan bulanan yang harus dibayar berbarengan dengan uang kuliah gw yang 1 juta lebih sebulan…. Syukur-syukur…….
Wednesday, January 15, 2014
Sains dan Agama
Geli… itulah yang saya rasakan ketika melihat tayangan yang tiba-tiba mengklaim penemuan ilmiah saat ini ternyata telah dijelaskan dalam Islam berabad lampau. Oke bagi saya jika mengatakan “telah dijelaskan dalam Islam” atau “sesuai dengan petunjuk dalam Islam” maka islam yang dimaksud adalah Kitab Al-Qur’an dan Hadist Rosulullah. Hmmm… Ya, kenapa ya muslim sekarang sukaaa sekali mencocok-cocokkan penemuan saat ini dengan Islam, bahkan terkesan sangat dipaksakan.
Bagi saya sains ya sains, agama ya agama. Ya, Islam mengajarkan dan mendorong manusia untuk meneliti dan terus belajar. Tapi apakah ketika banyak penemuan dan teori saat ini akan selalu diklaim telah dijelaskan berabad-abad yang lampau dalam Islam. Nah gini, yang namanya penemuan, publikasi ilmiah, teori yang ada saat ini kan diperoleh melalui pendekatan ilmiah dan cara yang ilmiah pula, yang bisa jadi akan terbantahkan dengan teori, penemuan, publikasi lain yang juga diperoleh melalui jalan yang sama.
Ketika muslim berkata bahwa teori bigbang telah dijelaskan dan sesuai dengan Islam, kemudian ternyata dikemudian hari teori ini terbantahkan, mau bilang apa?
Ya udah lah. Romantisme masa lalu dengan mengatakan bahwa Islam lah yang mencerahkan Eropa saat eropa memasuki masa kegelapan, memang benar. Tapi, peran muslim saat itu adalah dengan mentransfer pengetahuan yang hilang dari peradaban Yunani dan Romawi kan? (CMIIW).
Janganlah juga ada lagi gambar-gambar buah yang ketika dibelah menunjukkan kemiripan dengan lafadz Alloh atau ketika ada deretan pohon yang jika dari salah satu angle terlihat seperti bertuliskan kalimat tauhid, kemudian di gembar-gemborkan sebagai bukti kebenaran Islam. Haaa….. Itu membuat saya geli. Kebenaran akan tetap kebenaran, seperi mutiara yang akan tetap menjadi mutiara walau berada dalam lumpur. Tidak perlu memaksakan dengan gambar buah-buahan, pohon-pohonan, motif sisik ikan yang direka-reka hingga mirip tulisan arab.
Wednesday, January 1, 2014
Backpacker Singapore Malaysia budget 2 juta (part 3)
Tuesday, December 31, 2013
Backpacker Singapore Malaysia budget 2 juta (Part 2)
Satu lagi yang gue lihat adalah bahwa kebanyakan petugas security dan bahkan imigrasi di sini adalah keturunan India, dan yang mengejutkan adalah petugas kebersihannya kebanyakan opa dan oma chinesee. Orang tua disini benar-benar semangat kerjanya…. Sampe di imigrasi antre lagi dibelakang garis kuning, kirain mau ditanya macam-macam.. eh taunya Cuma liat muka doang, trus plok, distempel dah tu paspor.
Setelah berkeliling mengikuti tanda EXIT, dan tanda MRT Station (sampai disini bayanganku tentang MRT Station adalah seperti Stasiun KRL Di Jabodetabek), kami bertemu lagi dengan satu rombongan yang saya ingat satu pesawat dengan kami dari jakarta. Kami pun beranikan bertanya “Mbak dari Indonesia ya?”. Dijawabnya “Iya”. Setelah itu kami pun bertanya dimana tempat membeli tiket MRT, dan kami ditunjukkan ticketing officenya. Gue and Tyo memutuskan membeli yang namanya Singapore Tourist Pass (STP) seharga S$26/kartu yang berlaku selama 2 hari.
STP
Jadi STP itu ditujukan untuk tourist yang berkunjung ke singapore. Dengan kartu ini kita sudah bebas / unlimited naik sistem transportasi publik di singapore seperti MRT (kereta) dan LRT (Bus). Bentuk STP ini seperti tiket elektronik Commuter Line sekarang, tinggal di Tap di pintu masuk dan pintu keluar di Stasiun MRT dan di Bus. Harga STP ini bervariasi tergantung durasi penggunaannya. Karena kami akan berada di Singapore dari sabtu siang sampai Minggu malam, kami membeli yang untuk 2 hari. 2 hari ini berarti kartu ini valid digunakan dari hari sabtu jam 00.00 sampai minggu jam 11.59. Harga S$26 sangat mahal ya, tapi sebenarnya itu sudah termasuk deposit S$10 per kartu, deposit ini bisa diambil kembali setelah kita mengembalikan kartu ini di ticketing office tertentu. Ya semacam deposit Rp 5.000, kayak kalo kita naik commuter line.
Urusan transportasi di singapore selesai sudah, tinggal masalah komunikasi. Sebenarnya ada yang jual SIM Card Singapore full service di Changi, Cuma harganya itu,… S$15. Tau sendiri modal gue sama tyo Cuma S$40 seorang. Urusan komunikasi ini penting dong, apalagi kalo bukan buat pamer2 status di facebook.. wuakakakakkak… mana di hotel ga dapat wifi gratis lagi… hhee. Ini alamat selama di Singapore HP gue gak berguna. Balik lagi, setelah STP udah ditangan, gue ma tyo kembali ngobrol dan mengekor sama rombongan dari Bogor ini. Salut, ternyata mereka kakak beradik semua… Kompak banget… Dan untuk menjawab rasa penasaran kami, Si Tyo iseng bertanya harga tiket mereka. Kata Mbaknya tiketnya 700 ribuan per orang, dan hhheee tanpa rasa bersalah kami bilang harga tiket kami Cuma 85 rebuuu. Tuh Mbaknya kaget, dan hhe gue yakin seyakin-yakinnya kalo mereka sakit hati banget pas tau kami yang satu pesawat dengan mereka tiketnya Cuma 85 rebu.. Maafkan kejujuran kami Mbak…. Hheeee.
Tuesday, December 10, 2013
Backpacker Singapore Malaysia budget 2 juta (part 1)
Jadinya buat review backpackeran spore malay kemaren ah..
So, dengan modal nekat saya dan tyo melenggang jauuh ke Singapura dan Malaysia selama 4d 3n, 23-26 November kemarin. Total duit keluar termasuk tiket, penginapan, tax, sama makan habis 2 juta. Yuhuuuu.
Awalnya tanggal 13 Nov Tyo sms, katanya ada promo tiket JKT-Spore 99rb naik Tiger Airways dari www.tiket.com. Langsung dengan semangat 45 gue sambut (teringat salah satu target 2013 ini yang belum tercapai) :-p. Dan Rupanya Tyo juga semangatnya membara, malamnya setelah pesan tiket JKT_Spore itu, dia langsung maen ke kosan gue yang di Bekasi, dia dari Cikarang, hhee. Setelah di cek harga tiket balik ke JKt dari Spore Muahaal, sekitar 750 ribu seorang, akhirnya diputusin buat lanjut jalan ke Kuala Lumpur dan balik dari sana, konsekuensinya ya harus nambah Cuti 2 hari.
Dengan tekad bulat, semua rencana perjalanan diatur dari sini. Mulai dari tiket pesawat JKT-Spore, Tiket Kereta Johor Baru-Kuala Lumpur, Booking Hotel di Singapura dan Kuala Lumpur, dan Tiket KL-JKT semuanya dibook dari sini. Maka kembali gw rasakan gunanya punya kartu kredit., heee.
Berikut catatan Perjalanan gue dan Tyo.
22 nov 2013
H-1. Malamnya gue ga nyenyak tidur..Lebay?? Ya!, bodo amat!!! Malamnya gue cek satu per satu bekal backpacker perdana gue .
1. Paspor
2. KTP, Kartu kredit, Kartu ATM (yang sisa saldonya Rp 8.000,-),
3. Semua Tiket pesawat, kereta, voucher hotel,
4. Buku sakti gue “Panduan jalan hemat ke Singapura”
5. Handphone (yang ga bisa berbuat banyak di Singapore gara-gara roaming) + Charger
6. Celana Jeans panjang 2.
7. Baju Oblong 3pcs
8. Sandal
9. Jaket 2pcs
10. Topi
11. Obat Maag, Obat Sakit Kepala, Obat Mencret
12. Kamera + Charger + Tripod Mini
13. Pulpen
14. Buku Catatan
15. Kaos Kaki Cadangan
16. Handuk Kecil
17.
23 Nov 2013.
Hari H keberangkatan.
Sampe hari H keberangkatan, sebenarnya gue masih rada takut. Bener gak sih ini? Jangan-jangan ini tiket gak bisa dipake lagi? Jangan-jangan ada biaya tambahan ntar? Ya maklumla gue masih rada sangsi, ini tiket pesawat berdua ke singapore totalnya 200ribu, tapi karena bayarnya pake cc Bank Meg* nya Tyo, dapat diskon 30 rb. Total bayar 170rb. Jadi seorang 85 ribu.. Come On, seumur-umur gw bolak-balik naik pesawat di Indo gak pernah tuh dapat tiket pesawat semurah ini, rute internasional pula.. 85 ribu itu ongkos Cuma cukup buat gue dulu naik bus dari Bekasi ke Jogja akhir 2012…. Haaaaa
06.30. Naik Bus Damri Bandara dari terminal Kayuringin. Pagi amat ya, padahal check in buka jam 10.25. Maklum, baru pengalaman pertama keberangkatan internasional gitu loo.. wkwkwk
08.00. Sampe Terminal 3 Bandara, dan salah! Lagian sudah tau di tiket tertulis berangkat dari terminal 2, masih turun di terminal 3!! Langsung naik shuttle bus gratis ke Terminal 2. Ketemu sama Tyo yang bawaannya segede gaban… hhhaaaa.
09.25. Check In. Bayar Pajak Bandara 150.000 seorang (hampir 2 kali lipat harga tiket)
Cek Imigrasi, Nah disini Cuma diperiksa paspornya doang, ga ada form yang harus diisi untuk WNI, pertanyaan juga ga ada tuh. Plok, Passpor distempel. Setelah itu ngacir ke ruang Tunggu, Sebelum masuk ruang tunggu, semua minuman Tyo diambilin, sama vaselin yang bru dia beli juga.. hhhee Kasian.
Jadi, untuk penerbangan internasional ada aturan kalau penumpang tidak boleh membawa benda cair dan aerosol ke dalam kabin pesawat lebih dari 1 Liter kalo gak salah. Kalau bawa pun, itu kemasannya harus max 100 mL per item dan dimasukkan ke dalam plastik transparan yang bisa di seal ulang (penutupnya pake zip kayak kalo kita beli obat di apotek itu).
Monday, July 29, 2013
Mudahnya Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bekasi
Saturday, July 27, 2013
human... WOMAN TRAFFICKING
Mungkin terdengar seram kedua kata di atas,
Tapi bisa jadi kita berada sangat dekat denagn kenyataan ini, atau bahkan secara tidak sadar kita ikut terlibat dalam perdaganagn wanita ini..
Oke cool down,...
Friday, July 26, 2013
Jaman SMP
Ok dalam post kali ini saya mencoba mengingat kembali masa SMP itu. Masa 3 tahun itu saya hbiskan di SMPN 9 Kendari. Sebuah SMP negeri yang hanya dibatasi pagar dengan SD tempatku belajar selama 3 tahun. Banyak cerita sebenarnya, namun hanya sedikit yang bisa kuingat karena faktor usia mungkin, heeeee...
Awalnya saya sungguh aneh melihat banyaknya ruang kelas di SMP ini, kelas satu kalau tidak salah ada 13 kelas, demikian juga kelas dua dan tiganya. Yang lebih aneh lagi adalah seragamnya, di lengan kiri kanannya buanyak sekali atribut yang harus dijahit, inilah yang membuat saya memilih tidak mengenakannya saat masa orientasi SMAK dan akhirnya satu pukulan dari senior kelas 4 mendarat di wajahku PLAK.... hheee
Saya berturut-turut terdaftar sebagai siswa kelas 1_4, 2_7, dan terakhir 3_1.
Kelas 1_4 :
- Faktanya siswa kelas satu belajar dari siang hingga sore hari. Oke no problemo lah, masalahku satu-satunya saat itu adalah dengan apel siang. Siang terik disuruh berbaris, huaaaaaaaaahhhh, belum lagi kalo ceramahnya panjang lebar...
- Saat itu saya adalah penguinjung setia perpustakaan, bacaaan saya waktu itu ya... trio detektifnya alfred H, Dibawah lindungan kabbahnya Hamka, ensiklopedi-ensiklopedi, dan lainnya..
- Guru bahasa daerah Tolaki, bukannya mengajar bahasa daerah malah menakut-nakuti dan mengumbar ceramah agama mistis tidak jelas, imbasnya 6 tahun ku tinggal di Kendari, satu-satunya kalimat lengkapn yang bisa kubuat daam bahasa Tolaki adalah "Inaku laa mepokondau".. hheee so simple..
Kelas 2_7 :
- Nyatanya inilah kelas dimana para murid-murid yang berada di top rank saat kelas satu di kumpulkan. katanya kelas unggulan, saya masuk disini mungkin karena berhasil mencetak hatrik 1st selama 3 cawu di kelas satu
- Siswa laki-laki bisa dihitung dengan jari tangan.. let me remember, Jumardin, Muhammad Ichlas Waji, Gideon Saputra T, Made, Didi Saputra Ramang, Heru Sukarno, satu anak yang badannya besar itu, Hafidz (benarkah? atau dia masuk pas 3_1???), dan satu lagi siswa pindahan dari Makassar yang saya lupa namanya yang sayangnya terakhir kali saya bertemu dengannya adalah saat pengumuman kelulusan dimana dengan sedih dia tidak menemukan namanya di daftar siswa yang lulus... wait... saya baru ingat punya foto saat di 2_7, foto yang diambil dengan sedikit intimidasi dari sang ketua kelas yang ehemm hhhheee galak tak berujung...
foto yang dipojok kanan bawah bukan ya.... hhe malas editnya..
Thursday, December 13, 2012
Kenapa Pindah Kerja?
RASISME di sekitar kita
Saturday, December 8, 2012
Hukum Memperbesar Alat Vital
Wednesday, November 7, 2012
Kerja di laboratorium?
Monday, November 5, 2012
Kursus bahasa arab di Bekasi
Hari sabtu sore saya pun beranjak ke alamat yang dimaksud, disana saya bertemu dengan resepsionis wanita yang berkerudung. Dia menerangkan bahwa ada untuk saya program yang cocok adalah general program. Program ini terdiri dari 4 level. Beginner, Intermediate 1, Intermediate 2, dan Advanced.
Sunday, September 30, 2012
Status Akreditasi Teknik Industri President University
Berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh ternyata Jurusan Industrial Engineering President University cuma dapat nilai C, ya benar C setelah dilakukan akreditasi.
Yup, .. mengecewakan yah...
Yeah, my lovely, international standard campus as claimed, hanya dapet C.
So, gue harus bilang wow gitu? maksudnya adalah, apa arti dan pengaruh nilai akreditasi ini?
Ada yang bilang katanya jadi tidak mudah untuk melanjutkan S2 di PTN, ada juga mengkhawatirkan pandangan dunia kerja terhadap lulusan, namun saya belum mencari tahu lebih lanjut mengenai hal ini.
Saya sebagai mahasiswa biasa tidak tahu apa yang menjadi kriteria penilaian assesor dan juga tidak bisa membandingkan sistem pendidikan yang dapat nilai C ini dengan sistem lain yang dijalankan di universitas yang mendapatkan nilai B atau C.
Bagi saya pribadi, selama penilaian ini tidak mempengaruhi masa depan (ciee.. prettt), kesempatan melanjutkan kuliah, kesempatan berkarir, yah gak masalah lah. Selama ini saya senang-senang saja dengan sistem perkuliahan di PU dan menikmati segala dinamikanya, saya juga telah merasakan kuliah di sebuah universitas yang menerima siswa dari negara lain, meskipun saya tidak sepenuhnya merasakannya karena saya kuliah di program ekstensi yang banyak sedikitnya pasti berbeda dengan perkuliahan regular.
Semoga Industrial Engineering PU terus berbenah dan mendapatkan penilaian yang lebih baik pada akreditasi selanjutnya.
Teringat perkataan seorang dosen yang jika ditranslate kurang lebih "bagaimana mungkin kita mengklaim diri sebagai world class university sedangkan di negara sendiri tidak diakui/diakreditasi"
dan juga penuturan dosen lainnya "nggak diakreditasi aja peminatnya sudah melimpah kayak gini..."
Update :
Berikut screenshoot dari BAN PT tertanggal 3 september 2014, dan yang mengesalkan adalah karena sekarang kan musimnya daftar CPNS, dan kebanyakan mensyaratkan minimal akreditasi B. Nah, yang jadi pertanyaan saya, Universitas lain saja bisa dapat B, kok President University hanya dapat C.. Aseeeeeeemmmmmmmmmmm
Saturday, September 29, 2012
Diplomasi ala Jusuf Kalla
Diplomasi Ala Bugis…
Orang bugis sebenarnya mempunyai ciri khas yang menarik. Dari sejarahnya kerajaan bugis didirikan bukan pada pusat-pusat ibu kota dan sangat jauh dari pengaruh India. Itulah sebabnya di Bugis tidak ada candi. Ini berbeda dengan kerajaan jawa yang mebangun pusat kerajaannya pada ibu kota dan bersifat konsentris.
Namun demikian, orang bugis sudah terkenal memiliki kebudayaan, mereka memiliki tradisi lisan maupun tulisan. Bahkan orang bugis memiliki salah satu epos terbesar di dunia yang lebih panjang daripada epos Mahabarata yakni cerita tentang lagaligo yang sampai saat ini sering dibaca dan disalin ulang dan menjadi budaya yang mengakar pada masyarakat bugis.
Bagi suku-suku lain, orang Bugis sering dianggap sebagai orang yang berkarakter keras dan sangat menjunjung tinggi kehormatan. Bila perlu demi kehormatan, orang bugis bersedia melakukan kekerasan. Namun dibalik sifat itu semua, sebenarnya orang bugis adalah orang yang sangat ramah, menghargai orang lain dan menjunjung tinggi kesetiakawanan, bahkan bersedia menjadi bumper demi kesetiakawanan. (itulah mungkin sebabnya mengapa Golkar pada masa pemerintahan SBY-JK sering menjadi Bumper karena ia dipimpin oleh seorang yang sangat berwatak bugis).
Meskipun sebagai bangsa perantau, orang bugis selalu membawa identitas bugisnya di mana mana. Beberapa orang-orang di singapura dan Malaysia meskipun sudah menjadi warga Negara sana, dan mereka sudah bergaya hidup modern tapi mereka selalu mengaku sebagai orang Bugis meskpiun sudah merupakan keturunan yang kesekian dan belum pernah menginjak tanah bugis.
Begitu juga dengan saya, selama terjun ke dunia politik saya tidak pernah melepas karakter bugis saya yang blak-blakan, dan sering dianggap kurang santun bagi mereka yang sangat menghargai etiket. Tapi itulah saya, saya sering mengatakan kepada teman-teman, jangan paksa saya jadi orang jawa. Menjadi orang bugis dan berkarakter keras kadang berguna juga. Waktu menyelesaikan kasus ambalat untuk pertama kalinya, saat itu saya menggunakan gaya diplomasi ala Bugis yang anda tidak dapatkan dalam literature strategi diplomasi. Waktu itu saya ke Malaysia bertemu dengan Perdana Menteri yaitu Najib. Saat itu ia ditemani oleh 5 Menteri dan saya juga ditemani oleh 5 Menteri plus Dubes kita. Saat pertemuan itu saya bilang ke Najib “Najib…Ambalat itu masalah sensitive, itu bisa membuat kita perang. Kalau kita perang, belum tentu siapa yang menang. Tapi satu hal yang mesti you ingat, di Malaysia ini ada 1 juta orang Indonesia, 1000 orang saja saya ajari Bom, dan mereka Bom ini gedung-gedung di Malaysia maka habislah kalian”
Saat itu pak Najib kaget, dia sadar sebagai sesama Bugis, ancaman saya bukan hanya gertakan belaka. Dia bilang ke saya “pak Jusuf, tidak bisa begitu”
Saya bilang ke dia “makanya mari kita berunding, terus terang saya kadang tidak suka sama you punya Negara, Buruh-buruh Ilegal dari Indonesia ditangkapi kayak binatang, sedangkan majikannya tidak ditangkap, padahal kalau ada buruh Ilegal maka tentu ada juga majikan illegal. Setiap ada Ilegal loging pasti orang Malaysia yang ambil, begitu ada kebakaran hutan mereka marah-marah, padahal hampir sepanjang tahun mereka menghirup udara segar yang dihasilkan oleh hutan-hutan di Indonesia, satu bulan saja ada kabut asap mereka marah marah. Dan juga setiap ada ledakan Bom di Indonesia selalu orang Malaysia dalangnya”
Waktu itu Pak Dubes langsung bisiki saya “Pak, Ini sepertinya sudah melewati batas diplomasi”
Saya langsung bilang ke dia “kau kan Dubes, yah sudah kau perbaikilah mana yang lewat”
Setelah itu, untuk menunjukkan ketidak sukaan saya kepada Malaysia saya menolak menginap di Kuala Lumpur, saya bilang saya mau menginap di kampong Bugis di Johor sana. Akhirnya pak Najib ikut juga saya ke sana. Di atas mobil, dalam perjalanan menuju Johor Pak Najib Bilang ke saya “ Kayaknya bapak terlalu keras tadi waktu berunding”
Saya cuma bilang ke dia “kamu kan juga orang Bugis, kenapa kau tidak keras juga tadi?” mendengar itu dia cuman ketawa saja.
Malamnya di Johor, kita makan malam dan nyanyi-nyanyi, mengundang Siti Nurhaliza, sampai jam 1 malam dan kita ngantuk. Keesokan paginya kita main golf, dan saat itu juga masalah Ambalat selesai. Dengan gaya Diplomasi ala Bugis, saya tidak perlu memakai bahan yang sudah disiapkan oleh DEPLU semua spontanitas saja. Dan sampai sekarang kalau ada tentara Malaysia datang lagi di Ambalat, saya tinggal telpon Najib “Hey Najib, jangan lagi kau kirim, you punya tentara ke Ambalat, kita bisa perang nanti”
Demikan juga waktu saya menyuruh EXXON supaya angkat kaki dari Blok Natuna. Waktu itu saya dikejar oleh orang-orang EXXON mereka mau melobi. Tapi saya selalu menolak ketemu dan menghindar. Saya ke Riyadh, mereka mau nyusul ke sana, saya ke Jedah mereka mau datang, tapi saya tolak karena saya mau ibadah dan sampai di belahan bumi manapun mereka kejar saya. Akhirnya waktu itu Di Makassar karena melihat kegigihan mereka, saya suruh mereka datang. Dan datanglah itu Chairman Exxon mereka 4 orang dan saya hanya ditemani oleh Sekretaris saya.
Saat pertemuan di Hotel Sahid Makassar, orang Exxon bilang ke saya, “Mr.Vice President, anda kalau membatalkan kontrak dengan EXXON, maka besok akan saya SU”
Saya langsung pukul meja saya dan bilang ke dia “kalau kau berani SU, maka saya akan SU kau 10 kali, Its my country, not your country, jangan kau datang ke sini mau ancam-ancam saya”.
Saat itu dia langsung minta maaf. Dan saat itu Blok Natuna kembali ke tangan kita pengelolaannya, meskipun pada akhirnya lepas lagi ke EXXON karena wewenang saya dicabut dan control tidak lagi berada di tangan saya. Apa pun itu, untuk kehormatan bangsa, kita jangan mau didikte oleh bangsa lain, kalau mereka keras, maka kita balas lebih keras lagi. Jangan pernah takut kita akan dibuat susah dan macam-macam. Selama kita yakin Tuhan selalu bersama kita, maka bangsa lain tidak akan bisa berbuat apa-apa terhadap kita.
Kredit kepada: http://umum.kompasiana.com
Bahaya sabun yuang mengandung Triclosan / Irgasan
Jadi jangan cepat tergiur dengan iklan yang menyatakan bahwa "sabun ini mengandung TCC dan irgasan (alias triclosan)", padahal bahan tersebut tidak terbukti memberi manfaat bagi kita, dan bahkan berpotensi menimbulkan bahaya.
Wednesday, July 25, 2012
LIBURAN ASYIK KE PULAU PRAMUKA.
Perjalanan menjelajahi kepulauan seribu kembali berlanjut. Kali ini saya, alit, firman, culu, asep, joker, dan alfian menempuh jalur pelayaran melalui muara angke setelah mendapat informasi bahwa jalur pelayaran melalui pantai marina ancol, yang lebih nyaman, telah ditutup dan semuanya dialihkan melalui pelabuhan muara angke.
Dari muara angke kami naik kapal “pesona”. Ini kedua kali ku naik kapal sejenis ini, menurutku kapal ini lebih baik dari kapal yang sebelumnya membawa kami ,saya, firman dan alit dari pulau tidung. Kami mengambilo posisi di dek bawah, dek yang kalau di kapal lain hanya berupa lantai kayu dan penumpang harus duduk lesehan di atas tikar seadanya, namun di atas kapal ini berbeda, tersedia kursi yang lumayan nyaman. Melirik ke belakang ternyata ada juga pesawat televisi… wah..wah… that’s awesome! Kulihat kapal yang kami tumpangi ke pulau pramuka tidak sepadat kapal yang membawa penumpang menuju pulau tidung, yah sepertinya pulau tidunglah yang menjadi pulau primadona.
Jam delapan lebih, kapal akhirnya mulai bermanuver meninggalkan pelabuhan muara angke. Sepanjang perjalanan saya terlelap tidur di kursi yang kosong, setidaknya kurang tidur malam sebelumnya dan satu tablet antimo membuat mata terasa sangat berat. Di pulau transit banyak lagi penumpang yang naik kapal dan memaksaku kembali ke tempat duduk dan ternyata kebanyakan penumpang yang naik adalah tujuan pulau tidung.
Setelah sekitar dua jam akhirnya kami tiba di dermaga penumpang pulau pramuka. Eksotis, cantik, pasir putih, laut menghijau, membiru jernih, pulau wisata yang nyaman dan fasilitasnya lumayan, begitulah kesan pertama yang saya rasakan. Agak berbeda dengan pulau tidung, pulau pramuka lebih ramai penduduk, fasilitasnya lumayan lengkap. Disini ada RSUD bahkan, sinyal 3G telkomsel pun penuh.
Di dermaga kami bertemu dengan bapak pemilik penginapan yang telah di kontak alit sebelumnya. Kami pun menuju penginapan yang kami sewa seharga 350 rb sehari semalam. Dan sekali lagi saya berdecak “WOW”, penginapan ini sangat nyaman, ada teras dengan kursi dan meja, di ruang tamu ada televisi dengan karpet dan kipas angin, kamarnya yang dilengkapi AC cukup untuk membuat kami bertujuh terlelap sempurna, kamar mandi ada dua, satunya dengan kloset duduk satunya lagi untuk mandi dengan shower, di balakangnya ada ruang terbuka untuk jemuran, di dapur ada wastafel dan dispenser plus galonnya…, this is a very recommended home stay at pulau pramuka dah….
Setelah berIstirahat sejenak, ba’da ashar kami menuju dermaga untuk naik perahu yang akan membawa kami menuju pulau aer, pulau semak daun memancing dan tentu saja snorkling. Perahu tersebut kami sewa seharga 250 rb plus peralatan snorkling 25rb/set (lebih murah dari pada di pulau tidung). Perahu ini cukup nyaman, bersih, ada atapnya hhee.. jauh berbeda dengan sampan kecil yang kami sewa di pulau tidung atau kapal teman asep yang kami sewa sewaktu ke pulau damar.
Pulau Aer
Pulau aer yang kami datangi ada lah sebuah pulau kecil yang sangat kecil, kosong, dan hanya diramaikan oleh pohon-pohon pinus. Meskipun pemandangannnya sangat eksotik, kami tidak menghabiskan waktu terlalu lama disini, dan saya mendapat pelajaran “jangan pernah mencoba berenang dengan memakai sandal eiger dangan perlengkapan snorkling lengkap dan kedua tangan membawa pipa pernapasan snorkling orang lain atau kamu hanya akan terlihat menyedihkan dan tolol , mengambang tidak bisa bergerak dan harus ditarik oleh nelayan”
Berikutnya kami bergerak menuju spot snorkling. Well, spot di pulau tidung memang lebih bagus dibandingkan spot kali ini. Di tidung terumbu karang dan ikannya lebih bervariasi ragam dan warnanya, sedangkan di spot ini agak lebih monoton. Dan satu pelajaran lagi saya dapatkan “sebelum asyik snorkling, tandailah perahu sejelas-jelasnya atau ente bakal kayak orang oon berenang kesana kemari mencari perahu rombongan ente di antara banyaknya perahu di sekitar spot.”
Setelah puas berjemur dan memancing kami bergerak menuju pulau semak daun untuk berburu sunset. Dari spot jaraknya sekitar 30 menit.
Pulau Semak Daun
Tenang, itulah kesan pertama yang saya rasakan begitu perahu merapat ke dermaga. Sepertinya tidak ada penduduk yang tinggal di Pulau kecil berpasir putih dan dikelilingi lautan biru jernih ini, hanya ada satu warung yang menjual gorengan dan minuman di sini. Kami juga berjumpa dengan pelancong lain yang menginap dan membangun tenda di pulau ini. Ya, sangat seru sepertinya bercamping di pulau kecil eksotis ini.
Nusa Keramba.
Di hari terakhir liburan, kami berkunjung ke Nusa Keramba. Sesuai namanya disini banyak terdapat keramba untuk penangkaran ikan. Ikannya macam-macam, yang paling menarik perhatin kami adalah keramba yang berisi anakan ikan hiu. Kami juga sempat memberi makan anakan ikan hiu itu dengan ikan yang kami minta dari nelayan. Di sini juga ada Nusa Keramba Resto yang tentunya asik sekali pemandangannya. Untuk menuju Nusa Keramba cukup menggunkan ojek perahu dari dermaga Pulau Pramuka. Sekali menyebrang ongkosnya cukup 3 ribu saja per orang. Dari nusa keramba, kita bisa melihat pulau pramuka di depan dan pulau panjang di sisi kanannya. Dermaganya juga asik untuk photo season. Sangat rugi rasanya jika tidak mampir ke nusa keramba ini.
Demikian perjalanan liburan ke Pulau Pramuka, it’s AMAZING !!!
Peta Pulau Pramuka dari Satelit
Sunday, April 22, 2012
Tentang Menikah, obrolan dengan Ka Dadang
Ka Dadang: (kira-kiranya begini)… menikah itu bukan sekedar asal menikah. Menikah itu dalah tujuan akhirnya untuk meraih ridho Alloh SWT,.. Nah karena menikah itu adalah untuk tujuan tadi maka motivasi utamana adalah itu.. kalo pertanyaannya kayak tadi maka jawabannya adalah pilihlah yang lebis sholeh.. karena kita diperintahkan menikahi wanita-wanita sholehah.. masalah suka… yang penting awalnya kita sudah ada kecenderungan terlebih dahulu.. nah cinta itu akan tumbuh seiring waktu.. kita kan karena niat walnya adalah sebagai ibadah, maka mask sih Alloh nggak nagsih kita bonus sepanjang perjalanan itu, nah bonusnya adalah rasa cinta kita itu pada istri kita….
Ane: (pertanyaan agak aneh sbnarnya) kak, takut ah menikah sama akhwat-akhwat itu, ntr kalo udah rumah tangga dikit-dikit ngomongin palestina, dakwah, jihad, malah jor-joran lagi di rumah takbir… ahh kak.. jadinya kan serius mulu, padahal kita kan maunya nyantai aja, kita juga pengen santai, bercanda….
Ka Dadang: hhhahhhaaahhhaaaaa… itukan bayangan antum… nggak mungkin lah kayak gitu. Orang itu ya kalo udah erumah tangga gak bakalan kayak yang antum bayangkan itu. Ntar paling kalo mau takbir “Allohu Akbar”..jadi setengah-setengah,,, kepikiran anak istri dirumah… hhhheeeee
Detik - Detik Seorang Perantau
Selama lebih 4 tahun ku mengahabiskan umur bekerja dan belajar di tanah ini ada saat –saat membahagiakan dan juga membuat sedih yang juga mungkin dirasakan teman senasib :
Saat membahagiakan :
Ketika pulang kampung, saat di atas pesawat dan pramugari berkata “ para penumpang yang terhormat, dalam waktu beberapa saat lagi kita akan mendarat di bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar, silahkan kembali ke temapt duduk anda.. bla bla bla” dan melihat dari atas kota Makassar, pantainya, daratannya.. wow… momen paling indah sepanjang perjalanan, ingin rasanya berteriak.. “oiii Makassar datangma’.. akhirnya wuaa…. Pulang ..pulang….horrayyyyyyy!!!” hhhee aneh sebenarnya, sekalipun orangtua dan saudara-saudariku semuanya telah tinggal di Kendari sekarang, namun tetap, hatiku masih lebih dekat ke Makassar….
Diperantauan, ketika bertemu dengan teman-teman, dan saudara baru yang baik dan ramah, dangan hati yang tulus ingin bersahabat.. mereka bukan saudara kandung, tidak punya hubungan darah, tidak sesuku, tidak sama dialeknya, beda kebiasaan, dan tentunya beda wajah, namun tidak mengharapkan suatu pun dari kita kecuali persahabatan dan persaudaraan..
Di perantauan, ketika bertemu dengan orang yang juga bersal dari makassar.. hhhee, atau ketika di tempat keramaian tiba-tiba mendengar ada yang berbicara dengan dialek makassar, wow ada kesenangan tersendiri , setidaknya berkata “hemmm, tidak sendiri ja’ di rantau.. hhee”
Ketika bisa berada dekat dengan hiruk-pikuk dan menyaksikan dengan langsung sesuatu yang jika di kampung hanya bisa disaksikan di televisi
Ketika Ada saudara ato keluarga yang kebetulan berkunjung..
Ketika bisa bebas kemana saja , pulang malam, dan berbuat apa saja yang ketika di kampung mungkin akan agak sulit dilakukan
Ketika sedang kesusahan dan datanglah pertolongan lewat teman-teman di perantauan..
Saat paling menyedihkan :
Ketika sudah tiba waktunya kembali ke tanah perantauan, kembali di atas pesawat… ketika parlahan masuk ke dalam pesawat, duduk dengan sangat malas, dengan berat mengencangkan sabuk pengaman, huhhh… Ketika dengan tidak bergairahnya melihat para pramugari itu sibuk bolak-balik mengatur penumpang pun ketika meraka sibuk berjalan ke depan ke balakang sambil membawa sejenis alat penghitung yang mirip tasbih yang berbunyi kletok-kletok sambil menghitung penumpang dengan rok panjang yang belahannya hampir sampai di pinggang itu, dan puncaknya adalah…… ketika pesawat mulai berjalan di runway dan perlahan terangkat ke atas, hening, rasa aneh di perut saat take off bersamaan datangnya dengan rasa sedih menyaksikan kota Makassar yang semakin menjauh, terbang ke angkasa melawati bukit-bukit kapur di area pabrik semen,.. dalam hati berkata “ oh God, pergi maki seng merantau, ditinggalkan mi seng keluargata’, rumahta’ tetanggata’, kodong,.. tidak ada poeng keluarga ku disana…. Edede…. Coba kodong kasi’ ka lagi waktu 1 minggu mo tinggal lagi sebentar….” Dan rasa itu masih terbawa hingga mendarat di soetta, dengan malasnya mengambil bagasi, keluar bandara tanpa ada senyum di wajah. Di atas bus hanya terdiam, dan butuh setidaknya 3 hari bagiku untuk kembali normal, selama itu.. pekerjaan dengan malas kugeluti, hanya bisa berkata sekedarnya, dan akhirnya setelah masa penyesuaian itu selasai, kubisa kembali bercanda dan kembali mencintai kehidupan kota Bekasi, Jakarta dan sekitarnya….
Ketika tiba-tiba sakit and no one there to care.. teman-teman semuanya sibuk dengan pekerjaannya… ohhh,…
Ketika harus berlebaran sendirian, karena teman-teman sekampung sudah pulang kampung.. ckckckckckk
Ketika mendapat kabar sedih dari kampung,.. dan tidak bisa segera pulang.. dan ketika pulang ternyata it’s too late…
Kadang merasa iri dengan orang-orang yang kampungnya masih di Jawa / Lampung yang jaraknya bisa ditempuh dalam 12 jam dan ongkos yang cuma 300ribuan pp, jiah… kalau begitu ane mudik tiap bulan juga bisa….!!!!
That’s my story.. apa ceritamu…
Bekasi, 14 April 2012