Friday, November 21, 2014

Nanjak Gunung Gede, Newbie Xperience

Finally,......., akhirnya satu lagi cita2 gue tahun ini tercapai, sederhana, "sampe ke puncak salah satu gunung"
HHhahaaa...
Thanks God
 
gede        SAM_4317
Semuanya berawal dari ajakan Roesland (btw keren juga namanya kalo ditulis kayak gini, bisa diartikan tanah tempat kediaman kijang.. hahahahahahaha) untuk nanjak Gunung Gede bareng anak Herbi yang langsung gue iya in, meskipun duit lagi cekak -thanks Ari yang udah minjemin duit 300rb_.
 
Jumat, 7 November 2014
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, dan masih saja Mr. Robby ngejar gue buat ngeswab di line nya... Arrrggg.., akhirnya dengan jurus ninja gue, terswablah itu line kurang dari 30 menit. Setelah makan dan mandi, tibalah Kijang Super Mr Prans bersama Roesland, Acong, dan Fajar di Pos 1. Apesssssss banget, sudah buru-buru itu kunci motor gue hilang tak berbekas, bukan apa-apa itu sepatu, ponco, sama Jaket gue ada di dalam bagasi motor #.. Asemmmmmmmmmmmm. Untunglah siangnya ada paket JNE berisi jaket PU dari Kang Iman. Singkat kata berangkatlah kami menjemput Mr Didin, dan Bang Cungkring (alias Ninanya Ophet alias Ade Mulyana). Masalah sepatu gue belum terpecahkan, mana ada coba toko sepatu buka jam 10 malam! Mana kata Roe harus pake sepatu lagi pas di pos pemeriksaan... Arrrrggg kunci sialan. Masuk Tol Cibubur, sepanjang jalan gue masih berpikir keras gimana cara dapatin sepatu... Sampai akhirnya di jalan tol gue liat ada plang EXIT TOL CITEUREUP, tingggg terpikirkan satu nama "Andro". Dan masalahpun terpecahkan dalam 3 menit, gue bisa tersenyum sumringah... hhhaaa
 
Sabtu, 8 November 2014
01.30 AM 
Kami tiba di parkiran Cibodas. Setelah urusan SIMAKSI, packing, dan makan selesai kami pun mulai mendaki.

Wednesday, September 3, 2014

Dinginnya Dieng, Sebuah catatan kecil Dieng Culture Fest 2014 (Part 2 of 3)

Minggu, 31 Agustus 2014

Pukul 3 dini hari saya terbangun sendiri oleh alarm alami tubuh. Disamping saya masih tertidur pulas Tyas dan Bayu. Teringat kata Mas tom untuk mempersiapkan diri menaiki bukit Pakuwojo untuk hunting sunrise, saya pun mulai melihat keadaan homestay, dan saya menemukan hanya saya sendiri yang terbangun. Khawatir semuanya tertidur, saya mencoba mengontak Mas Tom, nomor HP nya tidak aktif. Selagi saya menunggu, Bayu terbangun kemudian tertidur lagi. Sekali lagi saya mencoba menemukan mas Tom di antara yang tertidur lelap, nihil. Akhirnya saya memilih membuat secangkir kopi dan menyundut rokok sebatang. Tak lama terdengarlah suara panci dan peralaan masak lain beradu  di dapur yang ternyata berasal dari Ibu pengelola home stay yang sedang menyiapkan sarapan. Sesekali saya mencoba keluar ke balkon atas, tak lama, dinginnya lantai dan udara dini hari itu yang turun hingga 3* C sudah cukup memaksa saya kembali ke dalam. Pukul 04.00 akhirnya terdengar suara azan Subuh dari berbagai arah tanda fajar sudah mulai merekah. Pupus sudah harapan untuk hunting sunrise kali ini. saya pun kemudian mempersiapkan kamera sekedar mengabadikan suasana subuh yang damai ini.
 IMG_3828 IMG_3830 IMG_3825IMG_3836
Tak lama kemudian satu per satu anggota group terbangun. Oleh mas Tom, kami diajak untuk berjalan sekeliling melihat suasana pagi ini. Kami kembali ke area sekitar digelarnya jazz di atas awan semalam, masih terlihat sisa sisa sampah yang ditinggalkan, sayang. Kami juga mendapati kristal-kristal es yang menempel pada rerumputan, terbayang sejauh mana suhu turun tengah malam tadi.
IMG_3841 IMG_3845 IMG_3855 IMG_3866
Kecuali bagi yang memang sudah terbiasa dengan suhu dingin -seperti mbak leli yang selama di Dieng hanya mengenakan celana 3/4. ckkk…,-perlengkapan seperti kupluk, kaos kaki, sarung tangan, dan jaket tebal, wajib digunakan. Puas berfoto, saya, icha, Tama, Lingga, Mbak Ine, Mbak Zae, dan Mas  Seno (CMIIW, hhhaa), meneruskan berjalan kaki ke Telaga Warna. Masuk ke Telaga warna cukup dengan menunjukkan ID Card VIP. Sekali lagi kami mengabadikan syahdunya telaga warna ini dalam foto-foto.
IMG_3873 IMG_3888 IMG_3892

Tak lama kami berada di telaga warna, selain karena perut yang sudah kelaparan, kami juga harus bersiap mengikuti prosesi adat pencukuran rambut gimbal yang menjadi punjak dari acara Dieng Culture Festival ini.

Tuesday, September 2, 2014

Kartu kredit = Kartu setan???

Pernah dengar teman yang berkata..
"semoga gua gak pernah terjebak punya kartu kredit"
"Kartu kredit? wah siap-siap pusing bayar utang lu.."

Jadi Kesannya kartu kredit itu akan membuat yang punya bakal terlilit hutang 11 turunan, jangan sekali-kali berurusan dengan yang namanya kartu kredit ini, lue bakal menderita sakit kepala berkepanjangan jika punya kartu kredit, dll...

Monday, September 1, 2014

Dinginnya Dieng, Sebuah catatan kecil Dieng Culture Fest 2014 (Part 1)

Dimana tempat terdingin di Indonesia? Hmm.. Awalnya saya hanya mengetahui Puncak Jaya, Papua, dengan es abadinya. Namun ternyata dari ngobrol dengan mas penjual makanan langganan, saya tahu tempat lagi yang namanya Dieng, sebuah desa yang dapat ditempuh sekitar 40 menit perjalanan dari kota Wonosobo, yang juga dijuluki Desa Di Atas Awan karena terletak di ketinggian >2000 mdpl.

Setelah browsing sana-sini ketemulah acara Dieng Culture Festival. Sebuah festival budaya tahunan yang diadakan di Dieng, dengan acara puncaknya yaitu ritual pencukuran rambut gembel. Nah, ini dia. Sebuah acara yang harus saya hadiri, setelah tahun 2013 saya melewatkan acara ini.

Map picture

#DCF 5

Rangkaian acara DCF ke 5 ini dimulai dari tanggal 30-31 Agustus 2014. Jauh hari sebelum acara ini saya bergabung dengan sebuah group yang akan mengadakan trip ke Dieng ini. Sebuah group yang beranggotakan anak-anak muda yang gemar menjelajah keindahan negeri ini, dari 20 lebih anggota group ini hanya 1 yang saya kenal mariza (icha) teman kos saya, dan Lingga yang tempat tinggalnya dekat di Tambun. Inilah seninya berlibur bersama menikmati keindahan Indonesia dan menambah teman baru dari berbagai daerah.

 

Jumat, 29 Agustus 2014

Saya dan Icha bergegas menuju Meeting Point untuk bertemu dengan teman yang berangkat dari Stasiun Senen. Dari Stasiun Senen kami bertujuh menaiki kereta Progo kelas ekonomi seharga 50.000 menuju Meeting Point di Stasiun lempuyangan Jogjakarta. Dari Stasiun Lempuyangan inilah kami akan berangkat dengan menggunakan bus langsung menuju Dieng. Dari Stasiun Senen kereta berangkat pukul 22.30 dan tiba di Stasiun Lempuyangan pukul 06.50. Ini pertama kali saya naik kereta ekonomi AC. Dalam sebuah gerbong dengan kursi plastik dengan sandaran tegak formasi seat 2 – 3 dan berhadap-hadapan. Bersiaplah beradu lutut dengan penumpang di depan. Ya ya ya.. ada harga ada barang. Just enjoy the journey..

 

Sabtu, 30 Agustus 2014

Kami akhirnya bertemu dengan anggota group yang lain di Stasiun lempuyangan. Setelah berkenalan, dan sedikit mengisi perut dengan makanan hangat seadanya kami berangkat menuju Dieng sekitar pukul 8. Sepanjang perjalanan kami dihadang oleh 2 karnaval memperingati 17 agustus.. hhhaaa. Satu karnaval di Kab. Sleman, dan satu karnaval lagi di Kab. Wonosobo dekat Dieng. Perjalanan kami akhirnya molor sekitar 3 jam karena karnaval ini. Pada karnaval ke dua, banyak yang memutuskan untuk turun dari bus dan berjalan kaki menuju tempat peristirahatan pertama di Gardu Pandang, termasuk saya dan Icha. Selain karena sudah masuk daerah pegunungan sehingga udaranya  sejuk (termometer yang saya bawa menunjukkan suhu 15* C), menikmati karnaval ternyata bukan ide yang buruk hahay...

 

IMG_3722 IMG_3707 IMG_3708 IMG_3719

Di Gardu Pandang (> 1800 mdpl) kami mengisi perut yang sudah sangat kelaparan dengan Mie Ongklok dan teh hangat. Dari Gardu Pandang kami melanjutkan perjalanan ke  Desa Wisata Dieng, sampai disana guide kami (Mas Tommy) melakukan registrasi. Dengan 175 ribu, kami mendapatkan goodie bag berisi tiket VIP (dapat menyaksikan prosesi pencukuran rambut lebih dekat dan bebas masuk telaga warna), satu t-shirt, satu kain batik, satu lampion, satu jagung, satu tiket masuk kawah sikidang, dan beberapa panduan wisata.

Setelah registrasi kami langsung dibawa menuju kawah Sikidang. Suhu semakin turun hingga mencapai 10* C.

IMG_3740 IMG_3746 IMG_3755  IMG_3759

 

Dari Sikidang kami menuju home stay yang sudah dipesan mas Tommy. Thanks Mas Tom, the home stay is amazingly big, clean, and has easy access to the venue. Di home stay kami makan malam, dan saya mencoba mandi tanpa menggunakan air hangat. dan… hhaa saya hanya kuat mandi sebanyak 4 gayung saja… Benar-benar dingin.

IMG_3948 IMG_3764 IMG_3903

Rangkaian acara malam ini adalah pertunjukan jazz di atas awan, kembang api dan pelepasan lampion. Di tengah suhu yang terus turun hingga 7* C, ratusan atau bahkan mungkin ribuan wisatawan dan warga lokal  memadati area pelaksanaan acara. Tak lupa kami menuliskan harapan kami pada wish lampion ini. Tama yang ingin cepat lulus, Dirthon yang ingin kerja di Nokia, dan beragam keinginan kami tuliskan di lampion ini. Kembang api diluncurkan, lampion diterbangkan, music jazz mengiringi, sungguh indah malam ini.

  IMG_3781  IMG_3770IMG_3785IMG_3792 IMG_3802 IMG_3805   

Pukul 24 tepat kami kembali ke homestay, mempersiapkan diri untuk acara esok hari, mendaki bukit pakuwojo dan menikmati golden sunrise (rencananya…)

Wednesday, February 19, 2014

Suka duka bersama thunder 125 tahun 2005

 

Cerita tentang si Thundie…

Si thundie saya beli sekitar akhir tahun 2009. Artinya, sebelum saya beli dia udah dipelihara sama tuan pertamanya sekitar 4 tahun. Saya ingat momen pertama melihat si thundie. Saat itu, saya ditemani wahyu, berniat mencari motor bekas untuk mempermudah saya ke kantor dan kampus. Saat itu, dan terbukti hingga saat ini, pilihan paling realistis untuk memiliki motor tanpa harus menggangu pengeluaran rutin kuliah adalah dengan membeli motor bekas. Saat itu saya hanya ingin membeli motor bebek yang harganya 4 jutaan, saya pun hampir deal dengan penjualnya, sebelum akhirnya tidak sengaja melihat sebuah motor besar, berwarna merah yang berada dalam ruang tamu sang makelar. Akhirnya saya jatuh hati dengan si thundie. Jadilah dia kutebus dengan harga 7 juta pas.

clip_image002

Kalau mau tahu kejadian pas gw ketemu sama si thundie ini , ingat saja adengan pas si Sam Witcwiky (cmiiw) ketemu sama si bumblebee pas dia nyari mobil bekas di film Transformer, itu persis sama. Bedanya gw dapet motor, dia dapat mobil, gw merah dia kuning. Dan gw juga masih berharap bahwa thundie gw setelah diledekin sama pacar bakal ngambek dan merubah dirinya jadi Ducati. Amieeeen…

Sekarang sudah hampir 3,5 tahun dia menemaniku. Selama itu thundie ikut bersamaku berpindah kontrakan hingga 6 kali, berpindah kerja 3 kali, menanjak ke puncak, weekend ke bandung, bertahun baru di curug ciherang, dan bisa dibilang dia adalah sosok yang paling sering bersamaku sejak akhir 2009, tak terhitung jumlah kilometer yang telah kami lalui (karena sampai sekarang indikator kilometernya rusak,-p).

Dia telah menemaniku berkutat di Cikarang (kontrakan-Jababeka-Serang-kampus PU-danone), telah kupaksa berjalan jauh 5 hari seminggu ketika berkerja di Smart (Marunda-Cikarang-Bekasi), dan sekarang (Bekasi-Cibitung-Cikarang).

Jadi ini dia masalah yang kuhadapi selama 3.5 tahun bersama thundie di usianya yang sekarang hampir 8 tahun ini.

1. Masalah pertama yang kutemukan adalah ketika distarter dia bisa nyala, tapi ketika di gas dikiit dia mati (kata orang sini ngempos, cmiiw). Kalau kata orang mekanik suzukinya, itu karena jarum skep nya udah baret. Jadi nggak mulus naik turunnya, solusinya kata dia, ganti karbunya pake punya RX King. Hhhaaa aneh aja bengkel resmi suzuki suruh pake punya King. Solusi jangka pendek, kalo masalahnya datang, tinggal jalanin thundie sambil chuknya di tarik, sambil di gas tinggi, trus kembalikan chuknya ke posisi normal.

Tapi masalah ini akhirnya selesai dan tidak datang lagi setelah saya ganti tempat servis ke bengkel pinggir jalan dekat komplek. Jadi tergantung montir yang menangani kayaknya. Alhamdulillah sampe sekarang pindah-pindah bengkel lagi gak pernah kambuh penyakit ini.

2. Aki soak. Hmm,, ini masalah standar ya. Tiap motor pasti mengalami lah ya. Tapi saya salut sama aki thundie, saya pertama ganti aki dia itu tahun 2011, you see. Aki bawaanya bertahan dari 2005 sampai 2011. Tapi memang sebelumnya sudah sempat di strum ulang sakitar 2 kali sampai akhirnya kata tukang aki sudah tidak bisa diisi ulang, harus ganti.

Yang bikin duka adalah masalah ini sebenarnya, tau sendiri si thundie yang satu ini gak ada starter kakinya. Jadinya kalau aki tekor nggak bisa starter tangan, harus dimasukin ke gigi 2 atau 3, tarik kopling, dorong sampai kencang, lepas koping dan.,.. brmmmm atau cara lain standar tengah, masukin gigi 2 atau 3, putar ban belakang sekuat tenaga, dan,,, brmmmm (kalau beruntung –P)

3. Spul pengisian gosong. Ini menarik, gejalanya adalah, aki baru dipasang, gak sampai seminggu sudah tekor, diisi dan distrum ulang tetap sama, tekor juga besoknya. Ternyata penyebabnya adalah spul pengisiannya gosong, jadi tidak ada supply arus yang mengisi ulang aki. Solusinya ganti spul sekitar 230 ribuan. Masalah selesai. Dan lihat lagi spul itu baru diganti yahun 2013 ini, diusia yang ke 7 tahun thundie. Wajarkan?

4. Karet (itu bahannya karet bukan?) vakum bocor (ini juga tahun 2013 kejadiannya), kalau ini gejalanya nggak bisa jalan bener, tarik gas dikit mati. Solusinya, ganti. Kalau ori 80 ribuan kayaknya. Tapi berhubung itu hari saya service di bengkel TVS jadi sama montirnya dikasih bekasan punya TVS Cuma ngasih ke montirnya 35rb.

5. Lampu depan mati. Ini juga semua motor sama…. Tinggal ganti ini…

6. Gak ada angin gak ada petir, bensin full aki bagus, langsung mati di tengah jalan. Suaranya kayak ga ada bensin yang masuk. Pas di cek selang bensinnya, gak ada yang keluar dari kran, ;padahal posisi keran on. Penyebabnya ternyata tangki dalam keadaan vakum, karena aliran udara di tutup bensin tersumbat. Bayangin, kalo mau tuang susu kental manis dari kalengnya tapi lubangnya Cuma 1. Susah kan? Seperti itulah keadaanya. Solusi : Bersihkan tutup tangki!

7. Diceeingin / diledekin Ari sama Pudin. Hhhe bodo ah, motor gue ini.. –p.

8. Tachimeter gak jalan, ini gara-gara sok tau jalan. Baru lewat jalan Setu, posisi kencang, trus bruk, ptek, masuk lubang, ga jatuh emang, Cuma abis itu tachimeter gak jalan. Ga butuh amat ini, amat juga ga butuh ini.

9. Sukanya adalah saya ga pusing mikirin cicilan bulanan yang harus dibayar berbarengan dengan uang kuliah gw yang 1 juta lebih sebulan…. Syukur-syukur…….

Wednesday, January 15, 2014

Sains dan Agama

Geli… itulah yang saya rasakan ketika melihat tayangan yang tiba-tiba mengklaim penemuan ilmiah saat ini ternyata telah dijelaskan dalam Islam berabad lampau. Oke bagi saya jika mengatakan “telah dijelaskan dalam Islam” atau “sesuai dengan petunjuk dalam Islam” maka islam yang dimaksud adalah Kitab Al-Qur’an dan Hadist Rosulullah. Hmmm… Ya, kenapa ya muslim sekarang sukaaa sekali mencocok-cocokkan penemuan saat ini dengan Islam, bahkan terkesan sangat dipaksakan.

Bagi saya sains ya sains, agama ya agama. Ya, Islam mengajarkan dan mendorong manusia untuk meneliti dan terus belajar. Tapi apakah ketika banyak penemuan dan teori saat ini akan selalu diklaim telah dijelaskan berabad-abad yang lampau dalam Islam. Nah gini, yang namanya penemuan, publikasi ilmiah, teori yang ada saat ini kan diperoleh melalui pendekatan ilmiah dan cara yang ilmiah pula, yang bisa jadi akan terbantahkan dengan teori, penemuan, publikasi lain yang juga diperoleh melalui jalan yang sama.

Ketika muslim berkata bahwa teori bigbang telah dijelaskan dan sesuai dengan Islam, kemudian ternyata dikemudian hari teori ini terbantahkan, mau bilang apa?

Ya udah lah. Romantisme masa lalu dengan mengatakan bahwa Islam lah yang mencerahkan Eropa saat eropa memasuki masa kegelapan, memang benar. Tapi, peran muslim saat itu adalah dengan mentransfer pengetahuan yang hilang dari peradaban Yunani dan Romawi kan? (CMIIW).

Janganlah juga ada lagi gambar-gambar buah yang ketika dibelah menunjukkan kemiripan dengan lafadz Alloh atau ketika ada deretan pohon yang jika dari salah satu angle terlihat seperti bertuliskan kalimat tauhid, kemudian di gembar-gemborkan sebagai bukti kebenaran Islam. Haaa….. Itu membuat saya geli. Kebenaran akan tetap kebenaran, seperi mutiara yang akan tetap menjadi mutiara walau berada dalam lumpur. Tidak perlu memaksakan dengan gambar buah-buahan, pohon-pohonan, motif sisik ikan yang direka-reka hingga mirip tulisan arab.

Wednesday, January 1, 2014

Backpacker Singapore Malaysia budget 2 juta (part 3)

Day 2. Minggu 24 November 2013.
Setelah beristirahat semalam, pas malamnya beli paket wifi 2 jam seharga 5 SGD, lumayan buat bikin timeline di facebook. Dan satu lagi, sebenarnya HP gak gue matiin, tetap dinyalalin, jadinya roaming, dari Tsel ke Singtel, dan Pulsa gue yang Rp 25.000 langsung abis karena ada sms masuk dari Wendry dan ada yang telpon masuk … hhhaaa gue yakin pulsa mereka berdua langsung abis… hhheee
jam 09.00 gue ma tyo dah siap-siap packing, sekalian buat check out. Rencananya kita gak balik lagi ke hotel, puasin jalan di Spore trus malamnya langsung menuju Johor Baru. Hari ini rencannya kita jalan ke Bugis buat beli oleh-oleh (tyo doang, gue udah gak tertarik beli oleh-oleh di Spore), sekalian nukar duit lagi di money changernya. Kami tiba di bugis Street pukul 09.30, dan ternyata jam segitu pedagang belum pada buka. Ya udah sambil nunggu pedagang sama money changernya buka, kita berdua jalan di sekitaran bugis, ketemulah semacam chinatown gitu, dari penjual herbal, tukang ramal, sampe yang pada mau ibadah di klenteng, wuihhh aroma dupanya itu,.. asyekkk… Sebenarnya udah mau sarapan di foodcourt situ, tapi berhubung yang jualan semuanya menu-menu pork, ya hilanglah lapar gue.
IMG_2371 IMG_2373    
Menunggu, sambil menikmati suasana sekitaran bugis street sampe jam 11 (sebenarnya mau ke kampung arab buat sarapan, cuma gak tau arahnya). Setelah lapak-lapak buka, mulailah tyo berbelanja ria, gue cukup minum jus aja buat ngilangin haus. O iya, kan sebelum pada buka tuh lapak, gue ma tyo nyari-nyari money changer lain yang kali buka, nah, di tengah lorong lapak yang masih tutup kita papasan sama dua cewek, sebelum papasan gue denger bahasa mereka kayak bahasa thailand, pas papasan ehh… ternyata ngomong jowo, .. langsung dah disamperin sama tyo nanyain money changer. Selama di bugis juga gue sering denger sahutan-sahutan “ e kadiye’… “ hha bener-bener serasa di tanah abang broo,,..

Tuesday, December 31, 2013

Backpacker Singapore Malaysia budget 2 juta (Part 2)

Akhirnya sampailah kami di Singapore, mendarat di salah satu bandara terbaik di dunia menjadi salah satu kesenangan tersendiri. Dan wow… neh bandara gak serasa bandara, lebih terasa seperti masuk mall, hhee. Di changi ini akhirnya ketemu sama yang namanya tempat ambil air minum gratisan, sebenarnya sudah pernah liat di Soetta, Cuma saja masih rada ragu kalo harus minum air langsung dari keran di Jakarta.
Satu lagi yang gue lihat adalah bahwa kebanyakan petugas security dan bahkan imigrasi di sini adalah keturunan India, dan yang mengejutkan adalah petugas kebersihannya kebanyakan opa dan oma chinesee. Orang tua disini benar-benar semangat kerjanya…. Sampe di imigrasi antre lagi dibelakang garis kuning, kirain mau ditanya macam-macam.. eh taunya Cuma liat muka doang, trus plok, distempel dah tu paspor.
Setelah berkeliling mengikuti tanda EXIT, dan tanda MRT Station (sampai disini bayanganku tentang MRT Station adalah seperti Stasiun KRL Di Jabodetabek), kami bertemu lagi dengan satu rombongan yang saya ingat satu pesawat dengan kami dari jakarta. Kami pun beranikan bertanya “Mbak dari Indonesia ya?”. Dijawabnya “Iya”. Setelah itu kami pun bertanya dimana tempat membeli tiket MRT, dan kami ditunjukkan ticketing officenya. Gue and Tyo memutuskan membeli yang namanya Singapore Tourist Pass (STP) seharga S$26/kartu yang berlaku selama 2 hari.
STP
Jadi STP itu ditujukan untuk tourist yang berkunjung ke singapore. Dengan kartu ini kita sudah bebas / unlimited naik sistem transportasi publik di singapore seperti MRT (kereta) dan LRT (Bus). Bentuk STP ini seperti tiket elektronik Commuter Line sekarang, tinggal di Tap di pintu masuk dan pintu keluar di Stasiun MRT dan di Bus. Harga STP ini bervariasi tergantung durasi penggunaannya. Karena kami akan berada di Singapore dari sabtu siang sampai Minggu malam, kami membeli yang untuk 2 hari. 2 hari ini berarti kartu ini valid digunakan dari hari sabtu jam 00.00 sampai minggu jam 11.59. Harga S$26 sangat mahal ya, tapi sebenarnya itu sudah termasuk deposit S$10 per kartu, deposit ini bisa diambil kembali setelah kita mengembalikan kartu ini di ticketing office tertentu. Ya semacam deposit Rp 5.000, kayak kalo kita naik commuter line.
Urusan transportasi di singapore selesai sudah, tinggal masalah komunikasi. Sebenarnya ada yang jual SIM Card Singapore full service di Changi, Cuma harganya itu,… S$15. Tau sendiri modal gue sama tyo Cuma S$40 seorang. Urusan komunikasi ini penting dong, apalagi kalo bukan buat pamer2 status di facebook.. wuakakakakkak… mana di hotel ga dapat wifi gratis lagi… hhee. Ini alamat selama di Singapore HP gue gak berguna. Balik lagi, setelah STP udah ditangan, gue ma tyo kembali ngobrol dan mengekor sama rombongan dari Bogor ini. Salut, ternyata mereka kakak beradik semua… Kompak banget… Dan untuk menjawab rasa penasaran kami, Si Tyo iseng bertanya harga tiket mereka. Kata Mbaknya tiketnya 700 ribuan per orang, dan hhheee tanpa rasa bersalah kami bilang harga tiket kami Cuma 85 rebuuu. Tuh Mbaknya kaget, dan hhe gue yakin seyakin-yakinnya kalo mereka sakit hati banget pas tau kami yang satu pesawat dengan mereka tiketnya Cuma 85 rebu.. Maafkan kejujuran kami Mbak…. Hheeee.

Tuesday, December 10, 2013

Backpacker Singapore Malaysia budget 2 juta (part 1)

Niat nyalain laptop buat beresin skripsi,, eh,,, kemasukan setan malas.. hhe
Jadinya buat review backpackeran spore malay kemaren ah..
So, dengan modal nekat saya dan tyo melenggang jauuh ke Singapura dan Malaysia selama 4d 3n, 23-26 November kemarin. Total duit keluar termasuk tiket, penginapan, tax, sama makan habis 2 juta. Yuhuuuu. 
Awalnya tanggal 13 Nov Tyo sms, katanya ada promo tiket JKT-Spore 99rb naik Tiger Airways dari www.tiket.com. Langsung dengan semangat 45 gue sambut (teringat salah satu target 2013 ini yang belum tercapai) :-p. Dan Rupanya Tyo juga semangatnya membara, malamnya setelah pesan tiket JKT_Spore itu, dia langsung maen ke kosan gue yang di Bekasi, dia dari Cikarang, hhee. Setelah di cek harga tiket balik ke JKt dari Spore Muahaal, sekitar 750 ribu seorang, akhirnya diputusin buat lanjut jalan ke Kuala Lumpur dan balik dari sana, konsekuensinya ya harus nambah Cuti 2 hari.
Dengan tekad bulat, semua rencana perjalanan diatur dari sini. Mulai dari tiket pesawat JKT-Spore, Tiket Kereta Johor Baru-Kuala Lumpur, Booking Hotel di Singapura dan Kuala Lumpur, dan Tiket KL-JKT semuanya dibook dari sini. Maka kembali gw rasakan gunanya punya kartu kredit., heee.
Berikut catatan Perjalanan gue dan Tyo.
22 nov 2013
H-1. Malamnya gue ga nyenyak tidur..Lebay?? Ya!, bodo amat!!! Malamnya gue cek satu per satu bekal backpacker perdana gue .
1. Paspor
2. KTP, Kartu kredit, Kartu ATM (yang sisa saldonya Rp 8.000,-),
3. Semua Tiket pesawat, kereta, voucher hotel,
4. Buku sakti gue “Panduan jalan hemat ke Singapura”
5. Handphone (yang ga bisa berbuat banyak di Singapore gara-gara roaming) + Charger
6. Celana Jeans panjang 2.
7. Baju Oblong 3pcs
8. Sandal
9. Jaket 2pcs
10. Topi
11. Obat Maag, Obat Sakit Kepala, Obat Mencret
12. Kamera + Charger + Tripod Mini
13. Pulpen
14. Buku Catatan
15. Kaos Kaki Cadangan
16. Handuk Kecil
17.
23 Nov 2013.
Hari H keberangkatan.
Sampe hari H keberangkatan, sebenarnya gue masih rada takut. Bener gak sih ini? Jangan-jangan ini tiket gak bisa dipake lagi? Jangan-jangan ada biaya tambahan ntar? Ya maklumla gue masih rada sangsi, ini tiket pesawat berdua ke singapore totalnya 200ribu, tapi karena bayarnya pake cc Bank Meg* nya Tyo, dapat diskon 30 rb. Total bayar 170rb. Jadi seorang 85 ribu.. Come On, seumur-umur gw bolak-balik naik pesawat di Indo gak pernah tuh dapat tiket pesawat semurah ini, rute internasional pula.. 85 ribu itu ongkos Cuma cukup buat gue dulu naik bus dari Bekasi ke Jogja akhir 2012…. Haaaaa
06.30. Naik Bus Damri Bandara dari terminal Kayuringin. Pagi amat ya, padahal check in buka jam 10.25. Maklum, baru pengalaman pertama keberangkatan internasional gitu loo.. wkwkwk
08.00. Sampe Terminal 3 Bandara, dan salah! Lagian sudah tau di tiket tertulis berangkat dari terminal 2, masih turun di terminal 3!! Langsung naik shuttle bus gratis ke Terminal 2. Ketemu sama Tyo yang bawaannya segede gaban… hhhaaaa.
09.25. Check In. Bayar Pajak Bandara 150.000 seorang (hampir 2 kali lipat harga tiket)
Cek Imigrasi, Nah disini Cuma diperiksa paspornya doang, ga ada form yang harus diisi untuk WNI, pertanyaan juga ga ada tuh. Plok, Passpor distempel. Setelah itu ngacir ke ruang Tunggu, Sebelum masuk ruang tunggu, semua minuman Tyo diambilin, sama vaselin yang bru dia beli juga.. hhhee Kasian.
Jadi, untuk penerbangan internasional ada aturan kalau penumpang tidak boleh membawa benda cair dan aerosol ke dalam kabin pesawat lebih dari 1 Liter kalo gak salah. Kalau bawa pun, itu kemasannya harus max 100 mL per item dan dimasukkan ke dalam plastik transparan yang bisa di seal ulang (penutupnya pake zip kayak kalo kita beli obat di apotek itu).

Monday, July 29, 2013

Mudahnya Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bekasi

Yuhhuuuuu....

Hari ini akhirnya niat membuat paspor terlaksana juga. Ternyata membuat paspor baru tidak serumit yang saya bayangkan sebelumnya, semua karena adanya sistem permohonan paspor secara online yang sudah  diberlakukan. Bedanya apa dengan pembuatan paspor non-online alias offline? 
Yang saya perhatikan tadi di Kanim Bekasi, yang membuat paspor secara manual pada hari pertama hanya datang utnuk menyerahkan berkas saja, sedangkan yang memakai sistem online bisa langsung wawancara dan foto, sangat menghemat waktu. Intinya jika memakai sistem online kita hanya perlu datang 2 kali, pertama untuk pemeriksaan berkas, foto, dan wawancara, kemudian datang lagi setelah 4 hari kerja untuk pengambilan paspor (bisa diwakili dengan surat kuasa). Tapi jika memakai sistem manual, harus 3 kali datang, pertama untuk penyerahan berkas, kedua untuk foto dan wawancara, terakhir untuk pengambilan paspor.
Jadi bagaimana step by step saya membuat paspor ini, berikut penjelasannya :

Saturday, July 27, 2013

human... WOMAN TRAFFICKING

Perdagangan Wanita..


Mungkin terdengar seram kedua kata di atas,
Tapi bisa jadi kita berada sangat dekat denagn kenyataan ini, atau bahkan secara tidak sadar kita ikut terlibat dalam perdaganagn wanita ini..

Oke cool down,...
Ada dua hal yang membuat saya tergerak untuk menulis tentang hal ini.
Pertama, saya tercengang setelah membaca buku digital, yang awalnya saya kira adalah novel, berjudul Natasha. Buku ini menceritakan membeberkan fakta, sebuah kisah nyata yang dialami banyak wanita khususnya di eropa timur, kenyataan buruk yang saat ini dikenal dengan nama perdagangan manusia, bahasa kerennya human trafficking, dan khusus jika yang menjadi korbannya adalah wanita, maka jadilah woman trafficking..

Kedua, adalah bahwa saya  sempat tergoda untuk mencicipi  kehidupan malam "wisata seks", penyaluran hasrat birahi,  yang dapat dengan mudah saya akses  di daerah bekasi dan jakarta. Di tempat-tempat tersebut banayk wanita yang berprofesi kita biasa sebut sebagai psk, lonte, pecun, jablay, atau apapun sebutannya yang wajahnya aduhai dan masih muda yang bersedia melayani kebutuhan saya. 

Friday, July 26, 2013

Jaman SMP

Terinspirasi dari tulisan-tulisannya si jum, hhhe..

Ok dalam post kali ini saya mencoba mengingat kembali masa SMP itu. Masa 3 tahun itu saya hbiskan di SMPN 9 Kendari. Sebuah SMP negeri yang hanya dibatasi pagar dengan SD tempatku belajar  selama 3 tahun. Banyak cerita sebenarnya, namun hanya sedikit yang bisa kuingat karena faktor usia mungkin, heeeee...
Awalnya saya sungguh aneh melihat banyaknya ruang kelas di SMP ini, kelas satu kalau tidak salah ada 13 kelas, demikian juga kelas dua dan tiganya. Yang lebih aneh lagi adalah seragamnya, di lengan kiri kanannya buanyak sekali atribut yang harus dijahit, inilah yang membuat saya memilih tidak mengenakannya saat masa orientasi SMAK dan akhirnya satu pukulan dari senior kelas 4 mendarat di wajahku PLAK....  hheee
Saya berturut-turut terdaftar sebagai siswa kelas 1_4, 2_7, dan terakhir 3_1.

Kelas 1_4 :

  • Faktanya siswa kelas satu belajar dari siang hingga sore hari. Oke no problemo lah, masalahku satu-satunya saat itu adalah dengan apel siang. Siang terik disuruh berbaris, huaaaaaaaaahhhh, belum lagi kalo ceramahnya panjang lebar... 
  • Saat itu saya adalah penguinjung setia perpustakaan, bacaaan saya waktu itu ya... trio detektifnya alfred H, Dibawah lindungan kabbahnya Hamka, ensiklopedi-ensiklopedi, dan lainnya..
  • Guru bahasa daerah Tolaki, bukannya mengajar bahasa daerah malah menakut-nakuti dan mengumbar ceramah agama mistis tidak jelas, imbasnya 6 tahun ku tinggal di Kendari, satu-satunya kalimat lengkapn yang bisa kubuat daam bahasa Tolaki adalah "Inaku laa mepokondau".. hheee so simple..


Kelas 2_7 :

  • Nyatanya inilah kelas dimana para murid-murid yang berada di top rank saat kelas satu di kumpulkan. katanya kelas unggulan, saya masuk disini mungkin karena berhasil mencetak hatrik 1st selama 3 cawu di kelas satu
  • Siswa laki-laki bisa dihitung dengan jari tangan.. let me remember, Jumardin, Muhammad Ichlas Waji, Gideon Saputra T, Made, Didi Saputra Ramang, Heru Sukarno, satu anak yang badannya besar itu, Hafidz (benarkah? atau dia masuk pas 3_1???), dan satu lagi siswa pindahan dari Makassar yang saya lupa namanya yang sayangnya terakhir kali saya bertemu dengannya adalah saat pengumuman kelulusan dimana dengan sedih dia tidak menemukan namanya di daftar siswa yang lulus... wait... saya baru ingat punya foto saat di 2_7, foto yang diambil dengan sedikit intimidasi dari sang ketua kelas yang ehemm hhhheee galak tak berujung...

 foto yang dipojok kanan bawah bukan ya.... hhe malas editnya..