Friday, July 26, 2013

Jaman SMP

Terinspirasi dari tulisan-tulisannya si jum, hhhe..

Ok dalam post kali ini saya mencoba mengingat kembali masa SMP itu. Masa 3 tahun itu saya hbiskan di SMPN 9 Kendari. Sebuah SMP negeri yang hanya dibatasi pagar dengan SD tempatku belajar  selama 3 tahun. Banyak cerita sebenarnya, namun hanya sedikit yang bisa kuingat karena faktor usia mungkin, heeeee...
Awalnya saya sungguh aneh melihat banyaknya ruang kelas di SMP ini, kelas satu kalau tidak salah ada 13 kelas, demikian juga kelas dua dan tiganya. Yang lebih aneh lagi adalah seragamnya, di lengan kiri kanannya buanyak sekali atribut yang harus dijahit, inilah yang membuat saya memilih tidak mengenakannya saat masa orientasi SMAK dan akhirnya satu pukulan dari senior kelas 4 mendarat di wajahku PLAK....  hheee
Saya berturut-turut terdaftar sebagai siswa kelas 1_4, 2_7, dan terakhir 3_1.

Kelas 1_4 :

  • Faktanya siswa kelas satu belajar dari siang hingga sore hari. Oke no problemo lah, masalahku satu-satunya saat itu adalah dengan apel siang. Siang terik disuruh berbaris, huaaaaaaaaahhhh, belum lagi kalo ceramahnya panjang lebar... 
  • Saat itu saya adalah penguinjung setia perpustakaan, bacaaan saya waktu itu ya... trio detektifnya alfred H, Dibawah lindungan kabbahnya Hamka, ensiklopedi-ensiklopedi, dan lainnya..
  • Guru bahasa daerah Tolaki, bukannya mengajar bahasa daerah malah menakut-nakuti dan mengumbar ceramah agama mistis tidak jelas, imbasnya 6 tahun ku tinggal di Kendari, satu-satunya kalimat lengkapn yang bisa kubuat daam bahasa Tolaki adalah "Inaku laa mepokondau".. hheee so simple..


Kelas 2_7 :

  • Nyatanya inilah kelas dimana para murid-murid yang berada di top rank saat kelas satu di kumpulkan. katanya kelas unggulan, saya masuk disini mungkin karena berhasil mencetak hatrik 1st selama 3 cawu di kelas satu
  • Siswa laki-laki bisa dihitung dengan jari tangan.. let me remember, Jumardin, Muhammad Ichlas Waji, Gideon Saputra T, Made, Didi Saputra Ramang, Heru Sukarno, satu anak yang badannya besar itu, Hafidz (benarkah? atau dia masuk pas 3_1???), dan satu lagi siswa pindahan dari Makassar yang saya lupa namanya yang sayangnya terakhir kali saya bertemu dengannya adalah saat pengumuman kelulusan dimana dengan sedih dia tidak menemukan namanya di daftar siswa yang lulus... wait... saya baru ingat punya foto saat di 2_7, foto yang diambil dengan sedikit intimidasi dari sang ketua kelas yang ehemm hhhheee galak tak berujung...

 foto yang dipojok kanan bawah bukan ya.... hhe malas editnya..

Thursday, December 13, 2012

Kenapa Pindah Kerja?

Oke , ceritanya sekarang ane lagi semangat-semangatnya buat cari kerja lagi. Ane juga sudah jadi pengunjung tetap jobstreet, jobsdb, lionjobs, sampe situs loker untuk di timur tengah kayak gulftalent dan bayt.com. Kenapa ke timur tengah? Pertama karena kayaknya disana gajinya gede dan kerja disana sudah jadi mimpi ane dari SMP, dan kedua kali aja bisa jumatan tiap minggu di Makkah, umroh, ato naik haji sekalian, kan lumayan, kali nih otak bisa bener lagi,… (kenapa gak dibawa bengkel sepeda aja bro?)
Update : tapi akhirnya ragu setelah membaca tulisan-tulisan yang mengatakan kalo kerja bareng orang arab itu ga enak..
Pertanyaannya adalah, kenape ente mau pindah kerja lagi? Nyari apa sebenarnya?
Gini, pertama adalah ane selalu bersyukur udah dikasih kerja di Sanova, dan di smart, dan di danone. Dulu waktu masih di smart dan waktu itu pengen banget keluar, ane berdoa biar dikasih tempat kerja baru yang lokasinya di daerah cikarang-cibitung, lebih fleksibel kayak waktu masih di danone, dan kalo bisa gajinya lebih gede… hheeee. Dan akhirnya Alloh memang mangabulkannya. Semua doa itu diperkenankan, di Sanova ane gak perlu lagi jauh-jauh naik motor dari Marunda ke Cikarang, suasana kerjanya pun lebih fleksibel, dan gaji yang ane minta langsung dipenuhi tanpa tawar-menawar, anak-anaknya juga asyik, Alhamdulillah ya, Sesuatu banget…hhheee..

RASISME di sekitar kita


Istilah rasisme mungkin hanya dianggap sebagai pembedaan antar ras kulit putih dan kulit berwarna sebagaimana yang saat ini masih menjadi isu hangat di AS maupun di Eropa. Namun menurut ane, tanpa banyak yang sadar hal itu juga terjadi di Indonesia, bukan antar kulit berwarna coklat dan kuning, melainkan antar suku.
Rasisme dalam skala ini berarti menganggap sukunya sendiri sebagai superior dan suku lain berada di bawah dan tidak setara dengannya, sehingga tidak layak diangkat sebagai pemimpin, minimal ketika menjadi pemimpin akan selalu dianggap tidak layak dan jika melakukan kesalalahan akan dikaitkan dengan asal-usul sukunya. Hal ini sebenarnya sama persis dengan pemahaman NAZI pimpinan hitler di Jerman yang menjadi penyebab terjadinya perang dunia ke II di wilayah Eropa, kala itu NAZI juga menyuarakan keunggulan bangsa arya atas bangsa lain di seluruh dunia. Got the point?
Pernyataan – pernyataan di bawah ini merupakan contoh pernyataan rasis ala Indonesia :