Saturday, December 3, 2016

Dari Lab ke Logistic

Berubah Haluan

Empat tahun belajar di sekolah kejuruan kimia di Kota Makassar, yang tentunya proporsi belajar kimia dan aplikasi laboratoiumnya lebih besar, sekedar menyebutkan,  kimia dasar, kimia organic, kimia anorganik, analisa gravimetric, analisa volumetric, analisa fisik, analisa mikrobiologi, analisa instrumental, K3 Laboratorium, analisa organoleptik, bahkan pelajaran Bahasa Inggris dimasukkan juga materi kimia yang saya mengucapkan terima kasih Pak Darius, saya jadi lebih mudah mengerti instruksi Kerja yang masih banyak mengambil dari sumber dalam bahasa Inggris. Lulus sekolah tersebut dilanjutkan bekerja 2+1+3 = 6 tahun di Laboratorium 3 perusahaan, dan sekarang saya berakhir di sebuah perusahaan logistics! Begitulah kehidupan…

Jika sebelumnya saya menganalisa berapa kandungan protein, lemak, dan bakteri dalam susu, mencoba mencari tahu formula yang tepat untuk membuat pestisida, maka sekarang saya menganalisa berapa biaya dan waktu  yang diperlukan untuk mengirimkan sebuah excavator misalnya, dari Jakarta atau dari sebuah daerah yang tidak terbayang  lokasinya ke daerah lain yang bahkan google pun kesulitan menemukannya.

Hingga ketika ada kesempatan bersua dengan sesama perantauan asal SMAK Makassar di Jabodetabek, ketika yang lain bercerita mengenai seputar analisa laboratorium, saya hanya mampu membayangkan dan mengingat-ingat beberapa prosedurnya. Sungguh terkadang masih rindu hati ini mengenakan jas laboratorium, membuat larutan standard, mengencerkan sampel, menginject 50 microliter larutan sample ke HPLC atau GC,  membuat media agar steril, menghitung jumlah koloni bakteri dan jamur di cawan petri, membakar ose (yang saya sempat lupa namanya dan harus cari dulu di goggle), bahkan saya masih bisa mengingat manisnya aroma chloroform yang pernah dengan bodohnya saya pipet dengan menggunakan mulut alih-alih menggunakan bulf, bau potato dextrose agar, hingga bau tengik yang terbentuk dari koloni bakteri Salmonella ketika ditumbuhkan di media XLD.




Enam hari lagi saya resmi 2 tahun meninggalkan dunia laboratorium menuju dunia logistics. Selama itu pula banyak yang saya pelajari. Memindahkan suatu barang dari satu titik ke titik lain ternyata tidak sesederhana kedengarannya. Ada banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari jenis barang yang akan dipindahkan, berlanjut ke jenis kendaraan yang digunakan, kembali lagi ke kondisi jalur yang akan dilewati, kondisi lingkungannya, keamanannya, masyarakatnya, cuacanya, tidak ketinggalan bagaimana mengatur unit, pengemudi, bagaimana proses pengeluaran biaya, komunikasi dengan customer dan customer dari customer hingga koordinasi lintas cabang dan koordinasi dengan aparat keamanan.




Tak pelak hal tersebut adalah tantangan dan juga berkah tersendiri, saya bisa mengenal banyak orang dengan karakternya yang berbeda-beda, mengenal wilayah baru dari pantai timur Riau, menuju jalur lintas tengah dan pesisir barat Sumatera, melewati Danau Toba, danau raksasa yang merupakan hasil salah satu letusan gunung api terbesar di dunia, terus naik hingga hampr menyentuh Kota Lhoekseumawe, Aceh.

Tantangan terbesar sesungguhnya adalah saya yang terbiasa bekerja di lingkungan manufactur kini harus beradaptasi di bidang jasa yang secara alami hidup dari kepuasan pelanggan yang juga secara alami menuntut kehadiran setiap saat dibutuhkan oleh pelanggan. Pelajaran besar juga yang saya petik adalah pengambilan keputusan, bayangkan di pagi buta menerima telpon dan dihadapkan 2 pilihan, apakah akan lanjut melewati  jembatan darurat yang berpotensi membuat jembatannya rubuh dan melumpuhkan jalur tengah penghubung provinsi di Sumatera ataukan memilih putar balik dengan potensi merusak rumah warga, menambah biaya, dan membuat pengiriman terlambat serta memperparah macet di jalur lintas.

Itulah sekelumit perjalanan berubah haluan karir saya, sebuah jawaban permohonan ke Yang Maha Kuasa yang bahkan pemohonnya lupa bagaimana persisnya permohonan itu diutarakan.

Mengambil kesempatan hingga berubah haluan, tak akan ada yang sia-sia. Beranilah.







No comments:

Post a Comment