Berubah Haluan
Empat tahun belajar di sekolah
kejuruan kimia di Kota Makassar, yang tentunya proporsi belajar kimia dan
aplikasi laboratoiumnya lebih besar, sekedar menyebutkan, kimia dasar, kimia organic, kimia anorganik,
analisa gravimetric, analisa volumetric, analisa fisik, analisa mikrobiologi,
analisa instrumental, K3 Laboratorium, analisa organoleptik, bahkan pelajaran
Bahasa Inggris dimasukkan juga materi kimia yang saya mengucapkan terima kasih
Pak Darius, saya jadi lebih mudah mengerti instruksi Kerja yang masih banyak
mengambil dari sumber dalam bahasa Inggris. Lulus sekolah tersebut dilanjutkan
bekerja 2+1+3 = 6 tahun di Laboratorium 3 perusahaan, dan sekarang saya
berakhir di sebuah perusahaan logistics! Begitulah kehidupan…
Jika sebelumnya saya menganalisa
berapa kandungan protein, lemak, dan bakteri dalam susu, mencoba mencari tahu
formula yang tepat untuk membuat pestisida, maka sekarang saya menganalisa
berapa biaya dan waktu yang diperlukan
untuk mengirimkan sebuah excavator misalnya, dari Jakarta atau dari sebuah daerah yang
tidak terbayang lokasinya ke daerah lain
yang bahkan google pun kesulitan menemukannya.
Hingga ketika ada kesempatan
bersua dengan sesama perantauan asal SMAK Makassar di Jabodetabek, ketika yang
lain bercerita mengenai seputar analisa laboratorium, saya hanya mampu
membayangkan dan mengingat-ingat beberapa prosedurnya. Sungguh terkadang masih
rindu hati ini mengenakan jas laboratorium, membuat larutan standard,
mengencerkan sampel, menginject 50 microliter larutan sample ke HPLC atau GC, membuat media agar steril, menghitung jumlah
koloni bakteri dan jamur di cawan petri, membakar ose (yang saya sempat lupa namanya
dan harus cari dulu di goggle), bahkan saya masih bisa mengingat manisnya aroma
chloroform yang pernah dengan bodohnya saya pipet dengan menggunakan mulut
alih-alih menggunakan bulf, bau potato dextrose agar, hingga bau tengik yang
terbentuk dari koloni bakteri Salmonella ketika ditumbuhkan di media XLD.