Istilah rasisme mungkin hanya dianggap sebagai pembedaan
antar ras kulit putih dan kulit berwarna sebagaimana yang saat ini masih
menjadi isu hangat di AS maupun di Eropa. Namun menurut ane, tanpa banyak yang
sadar hal itu juga terjadi di Indonesia, bukan antar kulit berwarna coklat dan
kuning, melainkan antar suku.
Rasisme dalam skala ini berarti menganggap sukunya sendiri
sebagai superior dan suku lain berada di bawah dan tidak setara dengannya,
sehingga tidak layak diangkat sebagai pemimpin, minimal ketika menjadi pemimpin
akan selalu dianggap tidak layak dan jika melakukan kesalalahan akan dikaitkan
dengan asal-usul sukunya. Hal ini sebenarnya sama persis dengan pemahaman NAZI
pimpinan hitler di Jerman yang menjadi penyebab terjadinya perang dunia ke II
di wilayah Eropa, kala itu NAZI juga menyuarakan keunggulan bangsa arya atas
bangsa lain di seluruh dunia. Got the point?
Pernyataan – pernyataan di bawah ini merupakan contoh
pernyataan rasis ala Indonesia :
“President musti orang
xxxxx” (OMG!!!)
“Orang xxxxx paling berbudaya dan paling tinggi” (OPEN YOUR
EYES!!!)
“Jangan nikah sama orang suku …………… (isi apa aja) mereka tuh
pemalas, dan punya sejuta satu sifat buruk” ( Hohohoho, no comment)
Lihatlah, pernyataan-pernyataan di atas menyiratkan dengan jelas adanya
maksud menyuarakan dengan lantang superioritas satu suku di atas suku lainnya.
Bahaya rasisme sukuisme
Hey, para pendahulu kita sudah sepakat mendirikan NKRI, dan
ingat sejarahnya NKRI gak begitu saja simsalabim terbentuk. NKRI ini terbentuk dan besar (wilayahnya)
seperti sekarang karena kerajaan-kerajaan dan kesultanan-kesultanan di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan daerah
lainnya rela turun tahta, melepaskan wilayah kerajaan dan rakyatnya untuk
kemudian bergabung membentuk pemerintahan seperti yang kita lihat sekarang.
Jika kemudian ada suara-suara kesombongan dari salah satu suku untuk menguasai
semuanya, maka bayangkan apa yang akan terjadi?
Dan lagi, kalau kalian muslim, artinya kalian menghianati
dan tidak mengindahkan ajaran islam. Please baca, hayati, dan pertama cari khutbah
Wada’ Rosul, baca dengan seksama. Kalo ane gak salah inget,… Terlihat Rosul
bersabda bahwa tidak ada kelebihan suatu suku/bangsa atas suku/bangsa lainnya,
warna kulit satu diatas warna kulit lainnya.
Oh Come on, setiap manusia itu sama, sama punya telinga,
hidung, mata, otak, hati, jantung, tinggalnya di Bumi, butuh makan, butuh
minum, dan sama bisa berfikir.
Kenapa bisa?
Menurut saya penyebab utamanya adalah orang-orang yang
berpikiran sempit dan hidup hanya berkutat di lingkungan daerah kelahirannya
saja. Seperti pepatah, bagaikan katak dalam tempurung. Dalam konteks Indonesia,
menurut saya mereka yang tidak pernah merantau, menjelajahi kehidupan di daerah
lain di Indonesia, hidup berbagi dalam masyarakat yang heterogen,akan sangat
rentan terkena penyakit ini. HHeee.. Makanya ane dari dulu punya cita-cita
keliling dunia.. hhhee
Hal ini juga erat kaitannya dengan pembelajaran di sekolah
dulu. Jujur saya sejak SD saya sudah tahu waduk jatiluhur itu ada di Jawa
Barat, Danau Toba itu di Sumatra Utara, Semarang adanya di Jawa Tengah, Gunung
Agung itu di Bali. Makanya saya hanya tertawa miris di dalam hati ketika ada
yang berkata “Sulawesi itu di sampingnya Sumatra ya?”
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! did you listen to your teacher???????? Did you
read the book?????? Ampun deh, peta Negara sendiri gak paham.,.. ampunnnnnn………
So, mari berantas penyakit rasisme sukuisme ini, orang-orang
yang tidak mau sembuh dari penyakit ini seperti hidup dalam kotak gelap gulita yang berjalan
mundur melawan putaran waktu.
No comments:
Post a Comment