Tidak banyak orang yang mengetahui seluk beluk pekerjaan di laboratorium. Orang yang bekerja di laboratorium biasa disebut teknisi laboratorium, laboran, maupun analis laboratorium.
Laboratorium sendiri banyak macamnya, ada laboratorium kimia, klinis, fisika, biologi, maupun laboratorium komputer dan bahasa. Namun yang akan dibicarakan dalam tulisan ini adalah laboratorium kimia, fisika,dan biologi.
Bekerja di laboratorium menuntut pekerjanya berinteraksi langsung dengan alat dan bahan kimia/pereaksi maupun zat lain yang sifatnya bisa sangat berbahaya bagi kesehatan.
Alat juga dapat menjadi sumber bahaya, seperti penggunaan gas hidrogen dalam alat gas chromatgraphy , sinar uv pada alat HPLC atau pada biosafety cabinet di lab mikrobiology.
Demikian juga pereaksi yang digunakan di laboratorium, contohnya asam sulfat yang sangat korosif/merusak jaringan tubuh, pereaksi karl fischer yang dapat menyebabkan infertilitas/kemandulan, kultur mikroba yang dapat mengganggu kesehatan dan banyak lagi.
Seorang pekerja laboratorium juga dituntut untuk teliti dan jujur. Ketelitian mutlak diperlukan karena hasil pekerjaannya akan digunkana oleh orang lain sebagai acuan pengambilan keputusan selanjutnya. Demikian pula kejujuran, sepertinya inilah nilai mutlak untuk dimiliki oleh seorang pekerja laboratorium. Ketidakjujuran dalam pekerjaannya dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi banyak orang.
Contohnya, seorang yang bekerja di laboratorium darah jika tidak teliti dapat mengakibatkan darah yang seharusnya tidak dapat ditransfusikan karena terkontaminasi virus berbahaya lolos dari pemeriksaaan, atau seorang analis laboratorium makanan yang meloloskan produk yang sebenarnya terkontaminasi bakteri atau jamur kemudian dijual ke masyarakat.
Oleh karena resiko pekerjaan, tanggung jawab, serta keahlian khusus yang dimilikinya, maka wajar jika pekerja laboratorium mendapatkan poin lebih dalam hal perhatian lebih dalam jaminan kesehatan dan standard penggajian.
No comments:
Post a Comment