Tuesday, December 23, 2014

Rafting Pekalen – Bromo - Batu - Malang. Amazing, Fantastic Journey with Amazing, Fantastic Friends (part 1)

18, 19, 20 Oktober 2014, akan tercatat sebagai hari-hari yang tak akan terlupakan di tahun-tahun berikutnya dalam hidup gue. Selama 3 Hari itu gue dan 10 sohib gue menjajajal arung jeram (rafting) di sungai Pekalen, Menjadi saksi hidup indahnya Bromo dan  Air Terjun Madakaripura, serta menikmati sejuknya Kota Batu.
Semua berawal dari posting Ashabul Kahfi di FB ini…
Screenshot_2014-11-29-22-51-36  Screenshot_2014-11-29-23-09-28
Gue yang dari awal hanya niat ikut-ikut doang, akhirnya malah jadi yang rajin kontak sana sini. Hheeee.. Jadi ini awalnya judulnya backpackeran, rencananya bakal ngeteng, naik kendaraan umum, dan liburan a la backpacker. Tapi karena dari semua yang rencananya ikut gak ada yang tau sama sekali sama itu jalur, sampe ada yang ngaco ngasih jalur ke Ijen sampe Baluran, hha akhirnya gue mulai cari jalur tripnya di situs-situs backpacker dan mulai menghubungi penginapan dll. Tapi akhirnya karena anak-anak nya datang dari segala penjuru… HHhaaa. Seriously, Gue sama teman gue, Ipan dan Ipin dari Jakarta, Anto, Tiku, dan Fadli dari Kalimantan, dari Makassar ada Ardi, Ashabul, Well, Kak Ale, Madjid. Karena gak ada banyak waktu lagi akhirnya gue ngontak salah satu member backpacker indonesia, Mbak Mega Barutu, yang biasa ngadain trip. Tim nya mbak Mega bakal ngehandle kita dari Surabaya – Rafting – Bromo – Batu . Untuk penginapan di Batu, gw udah ngontak salah satu homestay yang lokasinya strategis di Batu, cuma tinggal loncat doang udah sampe di Jatim Park II.
Ini merupakan perjalanan pertama gue ke Jawa Timur, dan gambar yang diposting di FB itu selalu berhasil membuat gue bersemangat. Terbayang Bromo, Rafting, dan Madakaripura plus Kota Batu. Finally.

Jumat, 17 Oktober 2014.
Pas jam istirahat sholat Jumat, gue berhasil menodong Pak Nana, Dept. Head gue untuk tanda tangan surat cuti mendadak 1/2 hari gue. HHe waktu itu Beliau sudah berjalan menuju Masjid dan tidak sempat lagi bertanya-tanya, dan jadilah gue ke Stasiun Senen bareng Ipin. Gue sama Ipin Naik Kereta Gumarang tujuan Pasar Senen – Stasiun Turi jam 15:50, tiketnya mesen di tiket.com, hhaa.. Kalo ipan udah naik pesawat hari kamisnya ke Surabaya. Kali ini gue naik kelas bisnis, selain karena kelas ekonomi sudah habis, gue juga gak mau sempit-sempitan kayak waktu naik kereta ekonomi ke Jogja pas trip ke Dieng sebelumnya. Benar saja kursi kelas bisnis sangat lapang, kaki gue bebas selonjoran ke depan, walaupun tiketnya 5x lebih mahal, asssseeeemmmmmm

Sabtu, 18 Oktober 2014
Kereta sampai di Surabaya Pasar Turi pukul 02.45.
   
 IMG_20141018_025536[1]
Di situ gue sama Ipin ketemu sama Ipan, tak lama Randy, yang ngehandle kami, datang menjemput dengan mobil ELF yang seat nya untuk 12 penumpang. Baru kali ini gue naik ELF bagus banget.. hhhaa. Maklum biasanya naik ELF jurusan Bekasi – SGC, kalo nggak Bekasi_Pulo gadung. Jadi ELF nya ada AC, kursinya empuk, sama ada port chargernya..
Selanjutnya kami menuju Meeting Point di  Bandara Juanda untuk menjemput teman lain yang naik pesawat. Kami menunggu hingga Fadli, yang jadwal pesawatnya paling akhir, mendarat pukul 09.00. Dari sini gue udah terbayang gimana jadinya kalo bener-bener 100% backpackeran, gak pake Trip Organizer, repotnya sudah passsti bikin pa’risi’.
_MG_0012_MG_0014_MG_0043
Dari Juanda kami langsung menuju Mojokerto, menuju arung jeram di sungai Pekalen, gue terbayang terus sama foto yang arum jeram yang ada air terjun di tengah trek-nya. Kami menggunakan operator NOARS Adventure. Perjalanan ke area arung jeram ini lumayan lama dan jauuh… Sampai di NOARS kami disuguhi makan siang terlebih dahulu. Dan setelah itu, dimulailah pengarungan pertama kami. WUsshhh, seru men, apalagi di trek sungai pekalen ini kita melewati 7 (kalo ga salah ingat) air terjun, sangat indah………. YOU MUST TRY! Dan kami juga salut bahwa yang memandu tim kami, Andi, merupakan salah satu atlet arung jeram (gue baru tau kalo arung jeram ada pertandingannya juga) yang sudah ikut turnamen Nasional dan pernah bertanding dengan tim dari luar negeri. Oke seenggaknya kami lebih tenang dipandu seorang pro.. Dannnn selanjutnya … Dayung maju, Boomm, Pindah kiri, Pindah kanan, Dayung Mundur, Goyang, Zircoooonnnnnnn, menjadi aba-aba kami sepanjang perjalanan mengarungi jeram-jeram di Sungai Pekalen bersama NOARS Rafting yang sangat seru ini.
 DSC_5476IMG20141018132957  IMG20141018133058 IMG20141018151730 IMG20141018152824  IMG20141018153018 IMG20141018153542
Selesai berarung jeram kami kemudian bergerak menuju Bromo pukul 18.00, dan itu juga jauuhhhh… hhaaaaa.. Kami telah disediakan penginapan di desa Cemoro Lawang. Mendekati desa Cemoro Lawang, suasana menjadi sepi, jalan yang semakin menanjak dan meliuk-liuk. Udara dingin langsung menyambut kami saat turun dari mobil setibanya di penginapan. Dan gue mau nggak mau ikut menggigil. Kalo di Bekasi jam segitu pas gue udah buka baju sama nongkrong depan kipas angin. Intinya kami ini gak ada yang terbiasa dengan suhu dingin, yang dari Makassar geh sama, disana panasnya juga amat menyengat. Termometer di jam gue menunjukkan angka 16 *C, belum sedingin di Dieng memang, tapi cukup membuat gue harus pake kaos kaki kalo nginjak lantai. Makan malam sudah disantap, kopi sudah diseduh, tapi tubuh kami masih meminta makanan hangat, jadilah kami beli lagi bakso yang aromanya berhasil membuat nih perut menari gembira.

Minggu, 19 October 2014. pukul 03.30
Kami dibangunkan untuk mulai naik, hunting sunrise. Dari penginapan kami naik mobil Jeep, trus mulai menanjaki bukit Pananjakan. Satu yang akan selalu gue ingat adalah waktu lagi nanjak, gue sempat melihat ke atas, ke langit, dan yang gue lihat itu membuat gue berhenti bergerak, pemandangan bintang-bintang plus awan awan gas berwarna biru, orange, warna-warni yang gue ga tau warna apa namanya , pemandangan langit yang biasanya gue cuma liat di internet, yang mustahil gue liat kalo di Bekasi. Pemandangannya kurang lebih seperti ini.. Sayang gue gak sempat foto,. Jadi saran gue, meskipun lagi fokus ke kaki loe yang lagi malangkah naik , jangan lupa melihat ke atas, ada sesuatu yang WOW disana…

 BWOn6ssCMAAYvaJ
Gambar ini gue comot dari google,
Sunrise pun tiba, kembali alam menunjukkan pesona luar biasanya kepada kami, aseeeekkkkk…. Suhunya 12.7 *C Bro,,…

IMG_8551 IMG_8567 IMG_8610 IMG_8629

Puas hunting sunrise, kami kembali naik jeep menuju lautan pasir….
DSC_0464 _MG_0348   _MG_8375_MG_8410
Puas bermain pasir di Bromo, kami kembali ke penginapan, bersiap ke destinasi selanjutnya yang ternyata tak kalah WOW nya, sebuah tempat yang sampai membuat gue berucap “ini surga” .. Kali ini serius, tempat ini wajib loe datengin kalo ke Bromo,… Tempat itu adalah … Air Terjun Madakaripura…

Friday, November 28, 2014

Belanja Online Aman

DI posting kali ini gue mau bagi pengalaman gue belanja online, heeeee
Setidaknya gue pertama kali belanja online itu tahun 2009, waktu itu gw beli alat bekam yang diiklanin sama seller dari Jogja. Waktu itu belum ada yang namanya BukaLapak, Lazada, Zalora, dan lainnya. Waktu itu sistem nya masih 100% kepercayaan, Pembeli transfer uang baru barangnya dikirim. Dan.. itu barang beneran sampe ke gue.. Sejak itu gue semakin sering belanja online, kenapa?
  • Gue bisa beli barang yang susah didapat di toko dekat rumah kosan, apalagi gue dulu tinggal di Cikarang, kemana-mana tanggung…
  • Gue ga terlalu suka yang namanya tawar-menawar
  • BIsa cari pembanding harga dari toko online yang lain
Apalagi pas udah punya kartu kredit, semuanya jadi lebih mudah. Bahkan gue bisa beli elektronik dengan cara dicicil tanpa bunga, termasuk beli tiket pesawat. Hhaaa
Selama ini gue belum pernah (semoga nggak) alami yang namanya tertipu saat belanja online. Gue mau bagi pengalaman gue belanja di beberapa toko online, check this out:

Saturday, November 22, 2014

Pantai Karang Bolong, Psikotest, Cilegon

Pusing dengan HPLC yang leak mulu, mending nulis…..
Suatu hari (gaya anak SD), gue dapat panggilan buat Psikotest di Krakatau Posco. O iya, tepatnya pas bulan puasa, gue ada panggilan untuk psikotest di KP hari Senin tanggal 21 July 2014.
Hari minggu gue udah besiap, dari terminal Bekasi gue naik Bus Primajasa jurusan Cilegon-Merak seharga IDR 26k. Berhubung hari itu sudah menjelang akhir bulan puasa, maka kebanyakan penumpang adalah mereka yang akan mudik. Perjalanan ke Cilegon sekitar 5 jam. Sepanjang perjalanan gue browsing penginapan murah dan baca thread tentang KP di Kaskus yang ada rute buat ke KP. Di kaskus ada yang ngasih tau turun di daerah Damkar. Gue ikut aja minta diturunin di Damkar sama Sopir busnya. Pas turun di Damkar, gue mulai merasa seperti anak hilang. Gue dapat nomor kontak yang punya kos-kosan harian di daerah Damkar sebenernya, cuma harganya itu ammpunnnn, 350rb semalam, NO WAY. Daerah damkar itu seperti derah kawan industri gitu dah, awalnya gue kirain turun di daerah damkar itu bakal banyak ruko, rumah, angkot, seenggaknya di tengah kota dah.. Akhirnya gue ke Alfamidi di dekat situ, belanja minuman buat bekal buka puasa. Baru deh gue nanya ke Bapak-bapak yang jagain parkiran, nanyain penginapan dekat situ. Kata Bapaknya, kalo penginapan adanya di Kota Cilegon, harus naik angkot lagi dari Damkar.. OKe I see, ternyata ini memang bukan kotanya Cilegon.

Friday, November 21, 2014

Dinginnya Dieng, Sebuah catatan kecil Dieng Culture Fest 2014 (part 3 of 3)

Sudah lama sejak part 2 gue publish, dan baru nulis part 3 sekarang.. haaa
Jadi di hari puncak DCF 5 ini, setelah kami kembali dari Telaga Warna, Mas Tom sudah berkoar-koar katanya prosesi arak-arakan sudah mulai berjalan. Untunglah homestay kami hanya 10 meter dari jalur yang dilewati arak-arakan ini. Jadilah saya melihat arak-arakan ini, di barisan paling depan ada bapak-bapak tua membawa dupa yang harumnya semerbak. Di belakangnya berbaris rapi rombonan yang lain, semuanya berpakaian adat Jawa, sementara anak-anak yang akan mengikuti proses pengguntingan rambut ada yang naik delman, namun ada juga yang digendong orang tuanya atau berjalan kaki, anak-anak ini berpakaian putih-putih.
Untuk keseluruhan prosesi puncak ini gue sajikan dalam foto-foto berikut, katanya satu foto itu bernilai ribuan kata … padahal lagi malas nulis hhhhaaaaaa

Nanjak Gunung Gede, Newbie Xperience

Finally,......., akhirnya satu lagi cita2 gue tahun ini tercapai, sederhana, "sampe ke puncak salah satu gunung"
HHhahaaa...
Thanks God
 
gede        SAM_4317
Semuanya berawal dari ajakan Roesland (btw keren juga namanya kalo ditulis kayak gini, bisa diartikan tanah tempat kediaman kijang.. hahahahahahaha) untuk nanjak Gunung Gede bareng anak Herbi yang langsung gue iya in, meskipun duit lagi cekak -thanks Ari yang udah minjemin duit 300rb_.
 
Jumat, 7 November 2014
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, dan masih saja Mr. Robby ngejar gue buat ngeswab di line nya... Arrrggg.., akhirnya dengan jurus ninja gue, terswablah itu line kurang dari 30 menit. Setelah makan dan mandi, tibalah Kijang Super Mr Prans bersama Roesland, Acong, dan Fajar di Pos 1. Apesssssss banget, sudah buru-buru itu kunci motor gue hilang tak berbekas, bukan apa-apa itu sepatu, ponco, sama Jaket gue ada di dalam bagasi motor #.. Asemmmmmmmmmmmm. Untunglah siangnya ada paket JNE berisi jaket PU dari Kang Iman. Singkat kata berangkatlah kami menjemput Mr Didin, dan Bang Cungkring (alias Ninanya Ophet alias Ade Mulyana). Masalah sepatu gue belum terpecahkan, mana ada coba toko sepatu buka jam 10 malam! Mana kata Roe harus pake sepatu lagi pas di pos pemeriksaan... Arrrrggg kunci sialan. Masuk Tol Cibubur, sepanjang jalan gue masih berpikir keras gimana cara dapatin sepatu... Sampai akhirnya di jalan tol gue liat ada plang EXIT TOL CITEUREUP, tingggg terpikirkan satu nama "Andro". Dan masalahpun terpecahkan dalam 3 menit, gue bisa tersenyum sumringah... hhhaaa
 
Sabtu, 8 November 2014
01.30 AM 
Kami tiba di parkiran Cibodas. Setelah urusan SIMAKSI, packing, dan makan selesai kami pun mulai mendaki.

Wednesday, September 3, 2014

Dinginnya Dieng, Sebuah catatan kecil Dieng Culture Fest 2014 (Part 2 of 3)

Minggu, 31 Agustus 2014

Pukul 3 dini hari saya terbangun sendiri oleh alarm alami tubuh. Disamping saya masih tertidur pulas Tyas dan Bayu. Teringat kata Mas tom untuk mempersiapkan diri menaiki bukit Pakuwojo untuk hunting sunrise, saya pun mulai melihat keadaan homestay, dan saya menemukan hanya saya sendiri yang terbangun. Khawatir semuanya tertidur, saya mencoba mengontak Mas Tom, nomor HP nya tidak aktif. Selagi saya menunggu, Bayu terbangun kemudian tertidur lagi. Sekali lagi saya mencoba menemukan mas Tom di antara yang tertidur lelap, nihil. Akhirnya saya memilih membuat secangkir kopi dan menyundut rokok sebatang. Tak lama terdengarlah suara panci dan peralaan masak lain beradu  di dapur yang ternyata berasal dari Ibu pengelola home stay yang sedang menyiapkan sarapan. Sesekali saya mencoba keluar ke balkon atas, tak lama, dinginnya lantai dan udara dini hari itu yang turun hingga 3* C sudah cukup memaksa saya kembali ke dalam. Pukul 04.00 akhirnya terdengar suara azan Subuh dari berbagai arah tanda fajar sudah mulai merekah. Pupus sudah harapan untuk hunting sunrise kali ini. saya pun kemudian mempersiapkan kamera sekedar mengabadikan suasana subuh yang damai ini.
 IMG_3828 IMG_3830 IMG_3825IMG_3836
Tak lama kemudian satu per satu anggota group terbangun. Oleh mas Tom, kami diajak untuk berjalan sekeliling melihat suasana pagi ini. Kami kembali ke area sekitar digelarnya jazz di atas awan semalam, masih terlihat sisa sisa sampah yang ditinggalkan, sayang. Kami juga mendapati kristal-kristal es yang menempel pada rerumputan, terbayang sejauh mana suhu turun tengah malam tadi.
IMG_3841 IMG_3845 IMG_3855 IMG_3866
Kecuali bagi yang memang sudah terbiasa dengan suhu dingin -seperti mbak leli yang selama di Dieng hanya mengenakan celana 3/4. ckkk…,-perlengkapan seperti kupluk, kaos kaki, sarung tangan, dan jaket tebal, wajib digunakan. Puas berfoto, saya, icha, Tama, Lingga, Mbak Ine, Mbak Zae, dan Mas  Seno (CMIIW, hhhaa), meneruskan berjalan kaki ke Telaga Warna. Masuk ke Telaga warna cukup dengan menunjukkan ID Card VIP. Sekali lagi kami mengabadikan syahdunya telaga warna ini dalam foto-foto.
IMG_3873 IMG_3888 IMG_3892

Tak lama kami berada di telaga warna, selain karena perut yang sudah kelaparan, kami juga harus bersiap mengikuti prosesi adat pencukuran rambut gimbal yang menjadi punjak dari acara Dieng Culture Festival ini.

Tuesday, September 2, 2014

Kartu kredit = Kartu setan???

Pernah dengar teman yang berkata..
"semoga gua gak pernah terjebak punya kartu kredit"
"Kartu kredit? wah siap-siap pusing bayar utang lu.."

Jadi Kesannya kartu kredit itu akan membuat yang punya bakal terlilit hutang 11 turunan, jangan sekali-kali berurusan dengan yang namanya kartu kredit ini, lue bakal menderita sakit kepala berkepanjangan jika punya kartu kredit, dll...

Monday, September 1, 2014

Dinginnya Dieng, Sebuah catatan kecil Dieng Culture Fest 2014 (Part 1)

Dimana tempat terdingin di Indonesia? Hmm.. Awalnya saya hanya mengetahui Puncak Jaya, Papua, dengan es abadinya. Namun ternyata dari ngobrol dengan mas penjual makanan langganan, saya tahu tempat lagi yang namanya Dieng, sebuah desa yang dapat ditempuh sekitar 40 menit perjalanan dari kota Wonosobo, yang juga dijuluki Desa Di Atas Awan karena terletak di ketinggian >2000 mdpl.

Setelah browsing sana-sini ketemulah acara Dieng Culture Festival. Sebuah festival budaya tahunan yang diadakan di Dieng, dengan acara puncaknya yaitu ritual pencukuran rambut gembel. Nah, ini dia. Sebuah acara yang harus saya hadiri, setelah tahun 2013 saya melewatkan acara ini.

Map picture

#DCF 5

Rangkaian acara DCF ke 5 ini dimulai dari tanggal 30-31 Agustus 2014. Jauh hari sebelum acara ini saya bergabung dengan sebuah group yang akan mengadakan trip ke Dieng ini. Sebuah group yang beranggotakan anak-anak muda yang gemar menjelajah keindahan negeri ini, dari 20 lebih anggota group ini hanya 1 yang saya kenal mariza (icha) teman kos saya, dan Lingga yang tempat tinggalnya dekat di Tambun. Inilah seninya berlibur bersama menikmati keindahan Indonesia dan menambah teman baru dari berbagai daerah.

 

Jumat, 29 Agustus 2014

Saya dan Icha bergegas menuju Meeting Point untuk bertemu dengan teman yang berangkat dari Stasiun Senen. Dari Stasiun Senen kami bertujuh menaiki kereta Progo kelas ekonomi seharga 50.000 menuju Meeting Point di Stasiun lempuyangan Jogjakarta. Dari Stasiun Lempuyangan inilah kami akan berangkat dengan menggunakan bus langsung menuju Dieng. Dari Stasiun Senen kereta berangkat pukul 22.30 dan tiba di Stasiun Lempuyangan pukul 06.50. Ini pertama kali saya naik kereta ekonomi AC. Dalam sebuah gerbong dengan kursi plastik dengan sandaran tegak formasi seat 2 – 3 dan berhadap-hadapan. Bersiaplah beradu lutut dengan penumpang di depan. Ya ya ya.. ada harga ada barang. Just enjoy the journey..

 

Sabtu, 30 Agustus 2014

Kami akhirnya bertemu dengan anggota group yang lain di Stasiun lempuyangan. Setelah berkenalan, dan sedikit mengisi perut dengan makanan hangat seadanya kami berangkat menuju Dieng sekitar pukul 8. Sepanjang perjalanan kami dihadang oleh 2 karnaval memperingati 17 agustus.. hhhaaa. Satu karnaval di Kab. Sleman, dan satu karnaval lagi di Kab. Wonosobo dekat Dieng. Perjalanan kami akhirnya molor sekitar 3 jam karena karnaval ini. Pada karnaval ke dua, banyak yang memutuskan untuk turun dari bus dan berjalan kaki menuju tempat peristirahatan pertama di Gardu Pandang, termasuk saya dan Icha. Selain karena sudah masuk daerah pegunungan sehingga udaranya  sejuk (termometer yang saya bawa menunjukkan suhu 15* C), menikmati karnaval ternyata bukan ide yang buruk hahay...

 

IMG_3722 IMG_3707 IMG_3708 IMG_3719

Di Gardu Pandang (> 1800 mdpl) kami mengisi perut yang sudah sangat kelaparan dengan Mie Ongklok dan teh hangat. Dari Gardu Pandang kami melanjutkan perjalanan ke  Desa Wisata Dieng, sampai disana guide kami (Mas Tommy) melakukan registrasi. Dengan 175 ribu, kami mendapatkan goodie bag berisi tiket VIP (dapat menyaksikan prosesi pencukuran rambut lebih dekat dan bebas masuk telaga warna), satu t-shirt, satu kain batik, satu lampion, satu jagung, satu tiket masuk kawah sikidang, dan beberapa panduan wisata.

Setelah registrasi kami langsung dibawa menuju kawah Sikidang. Suhu semakin turun hingga mencapai 10* C.

IMG_3740 IMG_3746 IMG_3755  IMG_3759

 

Dari Sikidang kami menuju home stay yang sudah dipesan mas Tommy. Thanks Mas Tom, the home stay is amazingly big, clean, and has easy access to the venue. Di home stay kami makan malam, dan saya mencoba mandi tanpa menggunakan air hangat. dan… hhaa saya hanya kuat mandi sebanyak 4 gayung saja… Benar-benar dingin.

IMG_3948 IMG_3764 IMG_3903

Rangkaian acara malam ini adalah pertunjukan jazz di atas awan, kembang api dan pelepasan lampion. Di tengah suhu yang terus turun hingga 7* C, ratusan atau bahkan mungkin ribuan wisatawan dan warga lokal  memadati area pelaksanaan acara. Tak lupa kami menuliskan harapan kami pada wish lampion ini. Tama yang ingin cepat lulus, Dirthon yang ingin kerja di Nokia, dan beragam keinginan kami tuliskan di lampion ini. Kembang api diluncurkan, lampion diterbangkan, music jazz mengiringi, sungguh indah malam ini.

  IMG_3781  IMG_3770IMG_3785IMG_3792 IMG_3802 IMG_3805   

Pukul 24 tepat kami kembali ke homestay, mempersiapkan diri untuk acara esok hari, mendaki bukit pakuwojo dan menikmati golden sunrise (rencananya…)